<p>Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. / Wika.co.id</p>
Industri

Wijaya Karya Bagi Dividen Rp457 Miliar, Saham WIKA Melonjak 26% dalam 5 Hari

  • JAKARTA – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) membagikan sebanyak 20% laba bersih 2019 sebagai dividen kepada para pemegang saham. Nilainya Rp457 miliar atau setara dengan Rp50,95 per saham. Kepastian tersebut tertuang dalam hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan yang berlangsung di Jakarta, Senin, 8 Juni 2020. RUPST […]

Industri

Issa Almawadi

JAKARTA – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) membagikan sebanyak 20% laba bersih 2019 sebagai dividen kepada para pemegang saham. Nilainya Rp457 miliar atau setara dengan Rp50,95 per saham.

Kepastian tersebut tertuang dalam hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan yang berlangsung di Jakarta, Senin, 8 Juni 2020. RUPST Wijaya Karya juga menetapkan sisa laba bersih atau setara Rp1,8 triliun sebagai cadangan.

Sebagai informasi, laba bersih Wijaya Karya pada 2019 mencapai Rp2,28 triliun, naik 31,79% dari periode akhir 2018 Rp1,73 triliun.

Selain itu, Menteri BUMN Erick Thohir selaku perwakilan pemegang saham utama dari pemerintah juga menyetujui usulan perubahan pengurus Wijaya Karya. Salah satunya posisi komisaris utama yang sebelumnya dijabat Imam Santoso, digantikan Jarot Widyoko.

Perubahan juga terjadi pada posisi direktur utama. Nama Agung Budi Waskito yang sebelumnya merupakan direktur perseroan naik menggantikan Tumiyana sebagai direktur utama.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menyampaikan, kepengurusan baru ini diharapkan semakin memperkuat posisi perseroan, terutama untuk memastikan keberlangsungan bisnisnya di tengah tantangan penyebaran COVID-19.

Mahendra memaparkan, hingga April 2020, Wijaya Karya telah mencatatkan kontrak baru sebesar Rp2,83 triliun yang mana sebagian besarnya disumbangkan oleh sektor industri dan disusul dengan infrastruktur & building, properti, dan didukung pula oleh sektor energi dan industrial plant.

Sementara itu, dari segi ownership, mayoritas dari kontrak baru tersebut berasal dari swasta, disusul dengan pemerintah dan sebagiannya lagi merupakan buah dari sinergi BUMN.

“Dengan kontrak baru tersebut, perseroan telah memiliki kontrak dihadapi sebesar Rp80,68 triliun. Ini menjadi tanggung jawab kita untuk bisa menjawab kepercayaan yang diberikan oleh publik dengan strategi yang tepat,” terang Mahendra.

Memasuki sesi II perdagangan hari ini, saham WIKA dalam posisi menguat 5,36% ke level Rp1.375 per lembar setelah sempat menyentuh level tertinggi Rp1.630 dengan level terendah Rp1.315. Penguatan saham WIKA hari ini menjadi yang ke lima secara beruntun sejak 2 Juni 2020.

Sepanjang lima hari perdagangan itu, saham WIKA sudah naik 26,73%. Namun dibandingkan posisi akhir tahun 2019, saham WIKA masih turun 30,9% dari Rp1.990 per lembar dengan kapitalisasi pasar Rp12,73 triliun.

Berikut susunan komisaris dan direksi Wijaya Karya yang baru:

Komisaris
Komisaris Utama: Jarot Widyoko
Komisaris: Edy Sudarmanto
Komisaris: Firdaus Ali
Komisaris: Satya Bhakti Parikesit
Komisaris Independen: Adityawarman
Komisaris Independen: Harris Arthur Hedar
Komisaris Independen: Suryo Hapsoro Tri Utomo

Direksi
Direktur Utama: Agung Budi Waskito
Direktur Keuangan: Ade Wahyu
Direktur Quality, Health, Safety and Environment: Rudy Hartono
Direktur Human Capital dan Pengembangan: Mursyid
Direktur Operasi I: Hananto Aji
Direktur Operasi II: Harum Akhmad Zuhdi
Direktur Operasi III: Sugeng Rochadi (SKO)