<p>Gedung BUMN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) / Wika.co.id</p>
BUMN

Wijaya Karya Kantongi Kontrak Baru Rp15,41 Triliun

  • Kontribusi terbesar pada perolehan kontrak baru tersebut berasal dari segmen infrastruktur dan bangunan gedung 40,70%

BUMN

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk melaporkan perolehan kontrak baru senilai Rp15,41 triliun hingga Juli 2023.

Kontrak baru tersebut menambah order book yang dikantongi WIKA menjadi Rp61,39 triliun. Kontribusi terbesar pada perolehan kontrak baru tersebut berasal dari segmen infrastruktur dan bangunan gedung 40,70% sisanya dari segmen Industri, EPCC dan disusul dengan realti dan properti. 

Dari sisi pemberi kerja, sebagian besar proyek yang diraih oleh WIKA berasal dari pemerintah dan BUMN dengan skema pembayaran monthly progress. Beberapa proyek yang diperoleh pada Juli 2023 di antaranya pembangunan Tol Japek Selatan Seksi 2 serta SPAM Wososukas segmen 2 dan 4.    

“Kontrak baru ini membuktikan bahwa perseroan masih mendapatkan kepercayaan karena telah terbukti menyelesaikan proyek-proyek strategis nasional pada beberapa waktu terakhir,” kata Corporate Secretary WIKA, Mahendra Vijaya dikutip Senin 4 September 2023.

Kinerja Kuartal II-2023

Dilihat dari kinerja keuangan kuartal II-2023, WIKA mencatatkan peningkatan produktivitas operasi yang tercermin pada peningkatan penjualan sebesar 28% Year on Year (YoY) menjadi Rp 9,25 triliun. Laba kotor Wijaya Karya juga naik sebesar 24% (YoY) menjadi Rp 779,04 miliar.

Direktur Utama Wika, Agung BW mengatakan kontribusi terbesar pada penjualan tersebut berasal dari segmen infrastruktur dan bangunan gedung sebesar 52% disusul dengan Industri sebesar 24%, EPCC sebesar 18% dan realti properti sebesar 8%.

"Hal tersebut berkontribusi pada laba usaha kegiatan utama perseroan yang meningkat sebesar 18 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp326,49 miliar," ujarnya.

Meski penjualan naik, WIKA harus menelan kerugian sebesar Rp1,99 triliun per 30 Juni 2023. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, WIKA masih meraih laba senilai Rp12,35 miliar.

Jejak Kerugian

Kerugian WIKA sudah terekam sejak tahun lalu. Setelah meraup laba bersih pada 2021, WIKA berbalik merugi hingga Rp59,59 miliar pada 2022.

Pada 2021, BUMN yang bergerak di bidang konstruksi seperti halnya Waskita Karya ini membukukan laba bersih sebesar Rp117,66 miliar dengan penurunan 36,65% dari Rp185,76 miliar pada tahun 2020.

Wijaya Karya mencatat kerugian pada tahun 2022 walaupun pendapatannya mengalami kenaikan 20,61% menjadi Rp21,48 triliun dari Rp17,8 triliun pada tahun sebelumnya.

Pendapatan Wijaya Karya  tahun 2022 terpantau mengalami kenaikan hampir untuk semua segmen, kecuali di segmen realty dan properti yang menurun 2% dari Rp229,71 miliar ke Rp224,89 miliar.

Sementara itu, pendapatan dari infrastruktur dan gedung mengalami kenaikan 14%, industri 23%, energi dan industrial plant 16,9%, hotel 210%, dan investasi 2.790%.

Akan tetapi, seiring dengan naiknya pendapatan, WIKA pun mengalami kenaikan beban keuangan sebesar 18,1% dari Rp1,16 triliun menjadi Rp1,37 triliun.

Kemudian, bagian rugi entitas asosiasi mengalami lonjakan 244% dari Rp28,88 miliar menjadi Rp99,35. Sedangkan bagian laba entitas asosiai terpantau menurun 54,38% dari Rp672,37 miliar menjadi Rp306,73 miliar.