Wijaya Karya
Korporasi

Wijaya Karya (WIKA) Berbalik Merugi hingga Rp59,59 Miliar pada 2022

  • Wijaya Karya mencatat kerugian pada 2022 walaupun pendapatannya mengalami kenaikan.
Korporasi
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA – Setelah meraup laba bersih pada 2021, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berbalik merugi hingga Rp59,59 miliar pada 2022. 

Pada 2021, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang konstruksi ini membukukan laba bersih sebesar Rp117,66 miliar dengan penurunan 36,65% dari Rp185,76 miliar pada tahun 2020.

Wijaya Karya mencatat kerugian pada tahun 2022 walaupun pendapatannya mengalami kenaikan 20,61% menjadi Rp21,48 triliun dari Rp17,8 triliun pada tahun sebelumnya. 

Akan tetapi, seiring dengan naiknya pendapatan, WIKA pun mengalami kenaikan beban keuangan sebesar 18,1% dari Rp1,16 triliun menjadi Rp1,37 triliun.

Kemudian, bagian rugi entitas asosiasi mengalami lonjakan 244% dari Rp28,88 miliar menjadi Rp99,35. Sedangkan bagian laba entitas asosiai terpantau menurun 54,38% dari Rp672,37 miliar menjadi Rp306,73 miliar. 

Wijaya Karya mencatat kenaikan aset sebesar 8,2% dari Rp69,38 triliun menjadi Rp75,07 triliun. Sementara liabilitas perseroan pun ikut terkerek 10% dari Rp51,9 triliun menjadi Rp57,57 triliun. 

Pendapatan Wijaya Karya  tahun 2022 terpantau mengalami kenaikan hampir untuk semua segmen, kecuali di segmen realty dan properti yang menurun 2% dari Rp229,71 miliar ke Rp224,89 miliar. 

Sementara itu, pendapatan dari infrastruktur dan gedung mengalami kenaikan 14%, industri 23%, energi dan industrial plant 16,9%, hotel 210%, dan investasi 2.790%. 

Meski demikian, Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito menyampaikan bahwa perseroan mampu menjalankan kinerja operasi yang baik pada 2022. Hal itu tercermin dari berbagai proyek yang dituntaskan sepanjang tahun.

Adapun proyek yang dimaksud Budi dalam hal ini di antaranya  Bendungan Sukamahi Jawa Barat, Revitalisasi Dua Terminal VVIP di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali, serta Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, dan Pemasangan Single Point Mooring (SPM) Pengapon Jawa Tengah. 

Wijaya Karya pun dikatakan Agung telah menetapkan langkah transformasi yang bersandar kepada beberapa aspek, seperti project selection yang lebih prudent, penerapan lean construction, penguatan digitalisasi melalui eskalasi kapasitas BIM WIKA yang terintegrasi dengan penggunaan ERP WIKA, serta penguatan kondisi keuangan.

“Dengan bertransformasi WIKA dapat melaksanakan proses bisnis yang lebih efektif dengan tujuan memperoleh hasil yang lebih optimal, baik untuk project owner maupun WIKA,” ujar Agung melalui keterangan resmi yang dikutip Selasa, 28 Maret 2023.