Wika Beton Bidik Kontrak Baru Rp7,48 Triliun di 2024
- WIKA juga mencatatkan penjualan hingga kuartal III 2023 Perseroan sebesar Rp15,1 triliun, atau setara dengan 29,2% kapasitas produksi terhadap kontrak yang telah digenggam.
Infrastruktur
JAKARTA - PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) mentargetkan raihan kontrak baru di 2024 bisa mencapai Rp7,48 triliun. Sehingga ada beberapa sektor yang telah menjadi incaran untuk dapat meraih kontrak baru tersebut.
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Beton Tbk Dedi Indra menjelaskan jika, proyek yang disasar antara lain pembangunan jalan tol, Ibu Kota Negara (IKN), infrastruktur pabrik swasta, bendungan, pelabuhan, gedung perkantoran, proyek perkeretaapian LRT dan MRT, serta lainnya.
"WIKA Beton menargetkan kenaikan 13% omzet kontrak baru dari realisasi perolehan kontrak hingga akhir Desember 2023 yang mencapai Rp6,60 triliun," katanya dalam keterangan resmi pada Selasa, 23 Januari 2024.
- Sering Singgung Gibran Selama Debat Cawapres, Apa Sebenarnya Hilirisasi Itu?
- ITDC Bocorkan Event yang Bakal Digelar di The Nusa Dua Tahun Ini
- Okupansi The Nusa Dua Bali Sepanjang 2023 Capai 68 Persen, Tertinggi di Bulan Juli-September
- Terbang 315 Persen, Saham Hotel Sahid (SHID) Digembok BEI
Maka untuk menunjang pencapaian tersebut, tahun ini Perseroan mengalokasikan anggaran belanja modal sebesar Rp230,17 miliar. Tahun ini, WIKA Beton memiliki bekal kontrak carry over sebesar Rp4 triliun untuk mengisi perolehan penjualan sepanjang periode pemilu berlangsung. WIKA Beton juga secara proaktif mencari perolehan proyek non APBN seperti dari sektor swasta, BUMN, serta pasar luar negeri.
Hingga akhir Desember 2023, proyek besar penyumbang perolehan kontrak 2023 WTON didominasi oleh proyek di bidang infrastruktur sebesar 65,83%, sektor industri sebesar 13,06%, sektor properti sebesar 10,74%, sektor kelistrikan sebesar 7,42%, disusul sektor energi sebesar 2,50%, dan sektor tambang sebesar 0,45%.
Sementara itu, jika dibagi berdasarkan pelanggan, perolehan kontrak baru 2023 WTON bersumber dari pelanggan eksternal sebesar 92,52% dan internal sebesar 7,48%. Pelanggan eksternal berasal dari Swasta sebesar 78,52%, disusul BUMN sebesar 12,91%, dan Pemerintah sebesar 1,09%.
Sedangkan pelanggan internal terdiri dari WIKA Holding sebesar 6,49% dan afiliasi WIKA sebesar 0,98%.
Sedangkan induk perusahaan yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp29,1 triliun pada 2023.
Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Agung Budi Waskito mengatakan, sebesar Rp23 triliun atau 80% dari raihan kontrak baru WIKA di tahun 2023 didapatkan pada periode April-Desember atau di saat proses restrukturisasi.
WIKA juga mencatatkan penjualan hingga kuartal III 2023 Perseroan sebesar Rp15,1 triliun, atau setara dengan 29,2% kapasitas produksi terhadap kontrak yang telah digenggam.