<p>Pengerjaan produk beton milik PT Wijaya Karya Beton Tbk. / wika-beton.co.id</p>
Industri

Wika Beton Kantongi Kontrak Baru Rp2,62 Triliun Hingga Kuartal III-2020

  • JAKARTA – Emiten konstruksi PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) meraup kontrak baru sebesar Rp2,62 triliun sepanjang kuartal III-2020. Perolehan kontrak baru anak PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) ini didominasi proyek swasta. Sekretaris Perusahaan Wika Beton Yuherni Sisdwi mengatakan target kontrak baru perseroan sebesar Rp5,25 triliun hingga akhir tahun 2020. Adapun perolehan kontrak baru […]

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA – Emiten konstruksi PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) meraup kontrak baru sebesar Rp2,62 triliun sepanjang kuartal III-2020. Perolehan kontrak baru anak PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) ini didominasi proyek swasta.

Sekretaris Perusahaan Wika Beton Yuherni Sisdwi mengatakan target kontrak baru perseroan sebesar Rp5,25 triliun hingga akhir tahun 2020. Adapun perolehan kontrak baru tersebut baru mencakup 49,9%.

“Dengan tambahan kontrak tersebut, total order book yang digenggam WTON mencapai Rp7,45 triliun. Adapun yang carry over sebesar Rp4,83 triliun,” kata Yuherni di Jakarta, Senin, 5 Oktober 2020.

Secara rinci, perolehan kontrak baru perusahaan konstruksi ini didominasi oleh proyek swasta. Kontribusinya mencapai 66,84%. Kemudian, proyek dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyumbang 18,3%, dari induk perseroan yaitu WIKA sebesar 13,32%, dan pemerintah 1,54%.

Adapun, proyek yang digarap perseroan mayoritas merupakan pekerjaan bidang infrastruktur. Selanjutnya, diikuti oleh sektor lainnya seperti bidang industri, periumahan, dan migas.

Untuk mengejar target kontrak baru, kata dia, perseroan tengah mengupayakan sejumlah proyek di Jalan Tol Trans Sumatera dan Pulau Jawa. Proyek tersebut diproyeksikan mulai tender pada kuartal IV-2020.

Dalam penjelasannya, sejumlah proyek yang telah memasuki tender antara lain kontruksi Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantam Barat.

Untuk diketahui, target kontrak baru perseroan sebelumnya sebesar Rp11,47 triliun. Kemudian, emiten konstruksi itu memangkas targetnya menjadi Rp5,25 triliun. Hal ini lantaran kondisi sulita akibat pandemi COVID-19 yang menghantam hampir seluruh sektor usaha termasuk konstruksi.

Yuherni menyebutkan saat pandemi ini perolehan kontrak baru menjadi isu utama. Pasalnya, dibutuhkan waktu untuk negosiasi, penjelasan aspek teknis kepada calon pelanggan, hingga ketersediaan dana dari pemilik proyek untuk pendanaannya.

Kendati demikian, dia mengaku pelaksanaan proyek berjalan sesuai permintaan dan tidak ada kendala dalam hal produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, maupun fasilitas produksi lainnya. Demikian juga halnya dengan pekerjaan pengiriman barang hingga instalasi.

Dia menyampaikan proses konstruksi pun tetap berjalan namun tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai instruksi pemerintah.