<p>PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON), dan PT Tirta Gemah Ripah membentuk usaha patungan untuk proyek di bidang jasa penyediaan air minum. Badan usaha patungan tersebut bernama PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur. / Setneg.go.id</p>
Industri

Wika Beton Raih Kontrak Proyek Bandara Dhoho Kediri dan SPAM Jatiluhur I

  • PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) menjadi supporting produk atas dua proyek yang dikerjakan oleh induk usaha.
Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA - PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) menjadi supporting produk atas dua proyek yang dikerjakan oleh induk usaha, yakni PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Manajemen WTON menyebut, proyek pertama adalah Bandar Udara Internasional Dhoho di Kediri. Diketahui, pada awal Juni 2021 WIKA dipercaya untuk menggarap airside bandara tersebut dengan nilai kontrak mencapai Rp1,38 triliun. 

Adapun pada tahap awal, bandara tersebut akan dibangun seluas 13.558 meter persegi dengan luas total lahan sebesar 321 Hektare (Ha). Kapasitas penumpang per tahun diprediksi sebesar 1,5 juta – 2,5 juta penumpang, dengan dimensi runway 3.300 meter x 45 meter. 

Nantinya, Bandara Dhoho dapat menjadi alternatif ketika terjadi obstacles di bandara-bandara Jawa Timur.

Proyek kedua yang turut disupport oleh WTON adalah Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur I. Dalam hal ini, WIKA menggarap bersama PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk dan PT Tirta Gemah Ripah melalui perusahaan join venture PT WIKA Tirta Jaya Jatiluhur. Adapun total nilai investasi proyek ini mencapai Rp1,67 triliun.

“Saat ini, perseroan juga berpartisipasi mengikuti tender untuk memenangkan proyek di luar negeri,” mengutip manajemen dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 14 September 2021.

Sebagai supporting dari WIKA, WTON akan berpartisipasi dalam proyek pembuatan jalan kereta api layang di Filipina. Sementara untuk proyek yang diikuti oleh perseroan sendiri, garapannya mencakup perkeretapian.

“Rencananya evaluasi tender akan dilaksanakan di akhir tahun ini,” ujar manajemen.

Sebagai informasi, WTON telah mengantongi kontrak baru sebesar Rp3,28 triliun hingga Agustus 2021.

Manajemen menyebut, sektor infrastruktur masih mendominasi sebesar 76,13%, diikuti oleh sektor properti sebesar 13,56%. Adapun sisanya berasal dari sektor energi, industri dan pertambangan.

Terkait prospek pertumbuhan pada 2022, WTON melihat akan lebih baik dibandingkan dengan tahun ini.  Target pertumbuhan untuk tahun depan pun direncanakan meningkat sebesar 20% dibandingkan dengan 2021. Saat ini, perseroan tengah menjalankan proses review Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).