WIKA dan WSKT Kompak Jual Aset Jalan Tol, Apa Alasannya?
- Dua emiten konstruksi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) tengah menjual sejumlah aset untuk memperbaiki kondisi keuangan dan memastikan keberlanjutan bisnis mereka.
Korporasi
JAKARTA – Dua emiten konstruksi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) tengah menjual sejumlah aset untuk memperbaiki kondisi keuangan dan memastikan keberlanjutan bisnis mereka.
Beberapa aset yang akan dijual oleh WIKA cukup bervariasi, mulai dari aset dengan kepemilikan saham minoritas hingga mayoritas. Secara keseluruhan, WIKA berencana mendivestasi sembilan aset, yang meliputi jalan tol dan aset non-tol, dengan total nilai mencapai lebih dari Rp7,65 triliun.
Dari sembilan aset tersebut, enam merupakan jalan tol dengan kepemilikan saham minoritas, sementara satu jalan tol memiliki kepemilikan mayoritas. Selain itu, ada dua aset non-tol dengan kepemilikan yang cukup signifikan.
- Saham ADRO Nyaris Sentuh ARB Lagi, Kali Ini Melorot 20 Persen
- Optimisme Perbankan di Masa Transisi Presiden Prabowo
- Harga Sembako di Jakarta: Cabe Merah Keriting Naik, Telur Ayam Ras Turun
Enam jalan tol WIKA dengan porsi minoritas yang akan dijual adalah Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja) sebanyak 25%, Tol Manado-Bitung (Mabit) 20%, Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) 16,56%, Tol Semarang-Demak 25%, Tol Cisumdawu 25%, dan Tol Probolinggo-Banyuwangi sebanyak 25%.
Sedangkan jalan tol dengan kepemilikan mayoritas yang akan dijual adalah Tol Serang-Panimbang (Serpan) dengan porsi 91,21%. Berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2023, WIKA telah menginvestasikan Rp1,65 triliun untuk pengembangan Tol Serpan yang memiliki panjang 83,6 km.
Tanpa memperhitungkan enam aset tol minoritas, WIKA diperkirakan dapat meraup Rp 1,65 triliun dari penjualan Tol Serpan. Selain itu, dua aset non-tol yang akan dilepas adalah sistem penyediaan air minum (SPAM) Jatiluhur dan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
WIKA melalui PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur (WTJJ) menguasai 88,38% saham di proyek SPAM Jatiluhur yang melayani wilayah Jakarta, Karawang, dan Bekasi. Nilai divestasi proyek air minum ini diperkirakan mencapai Rp1 triliun. Sementara di proyek KCJB, WIKA memegang 39,12% saham, dengan total investasi sebesar Rp5 triliun.
Jika seluruh saham WIKA di tujuh jalan tol dan dua proyek non-tol terjual, perseroan diperkirakan akan memperoleh dana lebih dari Rp 7,65 triliun. WIKA berencana untuk memprioritaskan penjualan aset-aset tersebut kepada pemegang saham mayoritas, dan kemudian menawarkan kepada investor lain yang berminat.
Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya, menyampaikan bahwa proses divestasi SPAM Jatiluhur kemungkinan akan selesai pada akhir 2024 atau kuartal I-2025.
Sementara itu, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga melakukan langkah serupa dengan melepas 10 ruas tol yang tersebar di Jawa dan Sumatra, dengan total panjang mencapai 548 km.
Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho, menyatakan bahwa divestasi ini merupakan bagian dari upaya perseroan untuk kembali fokus pada bisnis inti serta menyelesaikan kewajiban finansial.
Rudi Purnomo, Direktur Business Strategic, Portfolio & Human Capital Waskita Karya, menambahkan bahwa pada tahun depan Waskita Karya akan menyelesaikan divestasi ruas Tol Pemalang-Batang, dan pada 2027 ruas Tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro) akan dilepas.
Waskita juga berencana untuk mendivestasi Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang dikelola oleh PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM). Tol ini akan memasuki tahap konstruksi oleh PT Jasa Marga Tbk (JSMR) pada panjang 12 km dan diperkirakan akan selesai dalam dua tahun, dengan rencana divestasi pada 2029.
Sejak 2019, Waskita Karya melalui anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR), telah berhasil mendivestasi sembilan ruas tol, antara lain Tol Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono-Kediri, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Semarang-Batang, Cinere-Serpong, dan Cibitung-Cilincing.
Adapun pada tahun lalu, WTR juga menyelesaikan divestasi Tol Cimanggis-Cibitung secara parsial kepada Sarana Multi Infrastruktur (SMI) senilai Rp 339 miliar, serta divestasi tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi).
Selain itu, Waskita juga telah melepas ruas Tol Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang kepada Indonesia Investment Authority (INA) senilai Rp 5,8 triliun, serta 39,77% saham tol Semarang-Batang kepada Kings Bless Ltd (KBL).