Helm Wika Gedung
Properti

Wika Gedung (WEGE) Paparkan Progres Dua Proyek Besar IKN

  • Emiten kontruksi plat merah Wika Gedung (WEGE) masih membidik nilai kontrak baru tahun 2023 di level Rp6,69 triliun. Angka tersebut naik 22% dari realisasi Rp5,47 triliun sepanjang tahun lalu.

Properti

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) atau Wika Gedung baru saja melaporkan sejumlah progres pembagunan proyek besar di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur.

Selain melaporkan progres pembangunan proyek besar di IKN, manajemen Wika Gedung juga tengah membuka peluang untuk mengerjakan proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) yang digarap sektor swasta di ibukota anyar itu. 

Direktur Operasi I Wika Gedung Bagus Tri Setyana menyatakan, saat ini perseroan tengah melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan beberapa badan usaha swasta yang berminat investasi IKN antara lain PT Ciputra Development Tbk (CTRA) (Ciputra Grup) hingga PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau Triniti Land.

Bagus panggilan akrabnya, menerangkan Wika Gedung tidak hanya mengandalkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk proyek mercusuar di IKN. Namun, perseroan perlu juga mendapatkan dukungan dari sektor swasta. 

“Terutama investor yang sudah terlibat dalam proyek-proyek di IKN, untuk menjalankan kerja sama antara pemerintah dan badan usaha. Jadi tim WEGE sudah masuk ke para investor tersebut, seperti Ciputra dan Triniti," ujarnya kemarin dikutip pada Kamis, 30 November 2023.

Bagus menjelaskan pihaknya telah mengkomunikasikan sejumlah keunggulan yang dimiliki perusahan kontruksi berkode emiten WEGE itu terutama dalam kontribusi untuk membantu badan usaha mewujudkan pembangunan berbagai proyek yang dimilikinya di IKN. 

Ciputra Grup diketahui menjadi salah satu pengembang ternama yang akan mendirikan 10 rumah susun dan 20 townhouse di IKN, dengan tahap pertama pembangunan akan difokuskan pada lahan seluas 150 hektare. Triniti Land yang tak kalah populernya juga memiliki rencana serupa, yakni akan membangun 8 tower hunian aparatur sipil negara (ASN).  

Progres 2 Proyek Besar 

Sementara itu Direktur Operasi II Wika Gedung Akhmadi Tricahyono membeberkan progres kontruksi dua proyek besar di IKN, yakni pembangunan rumah susun ASN dan Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves). 

Akhmadi menerangkan teruntuk proyek pembangunan ASN di IKN yang menjadi bagian kerja Wika Gedung progresnya disebut baru mencapai 3%. Angka itu jauh dari target yang ditetapkan pemerintah dalam hal ini yakni Direktorat Jenderal (Ditjen) Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR).

“Kemarin baru dikumpulkan semua untuk koordinasi secara padat dengan Dirjen, untuk (hunian ASN) Paspampres kita di akhir tahun diharapkan bisa sampai kalau dari penyerapan 40% atau dari progres sekitar 25%," ungkap Akhmadi.

Sementara untuk konstruksi pembangunan Gedung Kemenko Marves, kata Akhmadi, saat ini progresnya dilaporkan telah mencapai 27% dari target yang ditetapkan hingga akhir tahun sebesar 41,5%. Ia menambahkan total nilai dari kedua proyek di IKN tersebut nilainya mencapai Rp2,2 triliun.

Seiring dengan itu, WEGE juga akan meningkatkan kecepatan pengerjaan konstruksi kedua proyek di IKN tersebut, dengan tujuan memastikan bahwa proses konstruksi dapat berlangsung sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan.

"Jadi ini cukup challenging dan butuh koordinasi yang intens. Bahkan, setiap pagi saya langsung berinteraksi dengan pelaksana proyek untuk memastikan critical item dan milestone bisa tercapai seperti yang kita harapkan," terangnya. 

Berada di tempat terpisah, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, Iwan Suprijanto, menyampaikan bahwa Kementerian PUPR, melalui Komite Keandalan Bangunan Gedung (KKBG), telah menggelar pertemuan lanjutan untuk membahas progres pembangunan 47 gedung rusun untuk ASN Pertahanan dan Keamanan (Hankam) di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN Nusantara. 

Iwan menjelaskan dari keseluruhan 47 tower itu pihaknya akan meningkatkan kecepatan pembangunan 12 tower rusun untuk ASN, dengan target penyelesaian pada akhir Juli 2024 mendatang. "Paling kami usahakan ada 12 tower yang bisa selesai dulu akhir Juli sehingga sebagian ditempati," kata Iwan dalam siaran pers Kementerian PUPR pada 10 November 2023 lalu.

Kinerja WEGE

Asal tahu saja, hingga Oktober 2023, Wika Gedung berhasil memperoleh kontrak baru senilai Rp3,32 triliun. Raihan kontrak baru itu berasal dari dana pemerintah dengan presentase sebesar 84,67% (Rp2,79 triliun), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar 5,07% (Rp340 miliar) dan swasta senilai 10,26% (Rp170 miliar).

Kendati begitu, Wika Gedung masih belum puas, lantaran nilai kontrak baru yang ditargetkan perseroan di 2023 berada di level Rp6,69 triliun. Angka tersebut naik 22% dari realisasi Rp5,47 triliun sepanjang 2022.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 30 Juni 2023, Wika Gedung berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp17,56 miliar dan pendapatan sebesar Rp1,63 triliun. Angka pendapatan tersebut bertumbuh 37,31% Year-on-Year (YoY) dibandingkan tahun sebelumnya Rp 1,18 triliun.

Apabila dirincikan, segmen konstruksi memberikan kontribusi terhadap pendapatan WEGE sebesar Rp1,48 triliun atau tumbuh 39,10% (YoY) dibandingkan tahun sebelumnya Rp1,06 triliun. Kemudian disusul oleh segmen industri modular sebesar Rp118,01 miliar dan pendapatan dari segmen konsensi Rp30,65 miliar. 

Sementara itu dari sisi kas dan setara kas per 30 Juni 2023 berada di angka Rp 480,73 miliar, total ekuitas senilai Rp 2,53 triliun dan total aset sebesar Rp 5,31 triliun. Sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 1,10 (kali), Gearing Ratio sebesar 0,31 (kali), serta Current Ratio sebesar 202,75%. Hal tersebut menunjukkan bahwa WEGE tetap memiliki tingkat likuiditas dan fundamental yang sehat.

Sebagai tambahan, sejak pertama kali berdiri pada 2008 lalu, WEGE telah berhasil mengumpulkan kontrak  senilai Rp51 triliun melalui 369 proyek. Purba menjabarkan bahwa mayoritas kontrak tersebut, yaitu sebesar 91,87%, diperoleh dari pihak eksternal, sementara hanya 8,13% berasal dari proyek internal WIKA Grup.