logo
Ilustrasi Gilingan Padi
Nasional

Wilmar Bantu Modernisasi Pengilingan Padi di Banten

  • Wilmar Padi mengadakan pilot project untuk membantu meningkatkan kemampuan pelaku usaha penggilingan padi melalui alat Mill Engagement Program (MEP) di Kabupaten Serang, Banten.

Nasional

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Wilmar Padi Indonesia atau dikenal Wilmar Padi mengadakan pilot project untuk membantu meningkatkan kemampuan pelaku usaha gilingan padi melalui alat Mill Engagement Program (MEP) di Kabupaten Serang, Banten. 

Rice Business Head PT Wilmar Padi Indonesia Saronto menjelaskan MEP bakal jadi solusi para pelaku gilingan padi yang masih terkendala teknologi. Alat ini diketahui mampu mengolah gabah menjadi beras dengan mutu tinggi dan sesuai standar industri.

“Program ini diharapkan dapat membantu pelaku usaha penggilingan dalam meningkatkan bisnisnya dalam jangka panjang,” tutur Saronto dalam siaran pers, dikutip TrenAsia.com, Selasa15 Agustus 2023.

Saronto menerangkan jika bantuan MEP tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing penggilingan. Pasalnya, masalah yang dihadapi terkadang berbeda dan khusus di Serang adalah gabah berbau asap, lantaran pemanggangan masih dilakukan secara tradisional. 

Jika demikian terus terjadi, beras hasil penggilingan tentu tak memenuhi standar industri. Akibatnya, para pelaku usaha harus menjualnya di luar perusahaan, dengan konsekuensi harga jauh lebih rendah.

Saronto mengatakan Wilmar Padi telah menjalin kerjasama dengan sekitar 92 penggilingan padi di Banten dan Jawa Timur. Pihaknya berharap akan lebih banyak lagi pelaku usaha yang bergabung dalam MEP. 

“Kami siap mendukung upaya pemerintah dalam merevitalisasi penggilingan,” ujar Saronto.

Tak hanya menawarkan modernisasi, Wilmar Padi juga akan memberikan bantuan teknologi tungku dan pendampingan teknis dari tim ahli perusahaan untuk para pelaku penggilingan padi tersebut. 

Tanggapan Pelaku Usaha

Somali salah satu pelaku usaha penggilingan padi di Serang Banten menyambut langkah baik program modernisasi tersebut. Diketahui ia sedang membangun penggilingan baru berkapasitas 20 ton per hari, yang akan dikhususkan untuk produksi beras premium. 

“Setelah menjadi pemasok gabah selama dua tahun ini, saya ingin coba ke beras premium agar bisnis naik kelas,” kata Somali.

Senada dengan Somali, Eka Hidayatulloh mengaku sangat senang mendapatkan bantuan teknologi penggilingan padi modern dan pendampingan dari tim teknis perusahaan. 

“Saya ingin menjalankan dua-duanya, penggilingan beras dan gabah,” ungkap Eka.

Harga Gabah Tinggi

Terkait harga gabah di Banten tinggi, Somali menjelaskan ada sejumlah faktor, salah satunya adalah karena di wilayahnya belum memasuki waktu panen. Hal itu membuat para tengkulak berebut gabah yang mendorong pembelian dengan sistem ijon. Akibatnya, banyak padi yang belum waktunya dipanen lebih awal, sehingga rendemennya rendah.

“Saat ini barang (gabah) masih ada, tetapi harga tinggi tetapi rendemennya rendah,” kata dia. 

Secara umum harga gabah di Serang mencapai Rp 6.400 – Rp 6.500 per kg, bahkan tengkulak dari luar daerah berani membeli Rp 6.600 per kg. Sedangkan harga yang dibeli oleh Wilmar Padi hanya Rp 6.200- Rp 6.300 per kg. 

Kendati demikian, Somali masih memasok ke pabrik karena pembayarannya lebih cepat dibanding dengan tengkulak.

Sementara itu, Eka yang sudah cukup lama jadi pemasok regular di Wilmar Padi, sudah sebulan terakhir dia berhenti memasok karena harga gabah di luar mencapai Rp 6.500 per kg. 

“Saya sementara berhenti dulu (pasok ke Wilmar) karena harga di luar lebih tinggi,” ujar Eka.