Wisata Vietnam Moncer, Indonesia Hadapi Tantangan
- Meskipun berada di peringkat yang masih cukup signifikan, hal ini menunjukkan adanya pergeseran dalam peta pariwisata regional, dalam hal ini Vietnam menjadi salah satu pesaing yang semakin menonjol.
Nasional
JAKARTA - Target ambisius Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk menarik 1,5 miliar wisatawan domestik dan 14,3 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2024 menghadapi tantangan serius ditengah melonjaknya daya tarik wisata Vietnam.
Berdasarkan data VN Express International tahun 2023, pariwisata Indonesia menempati posisi kelima setelah Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam, dengan jumlah wisatawan asing mencapai 11,7 juta.
Meskipun berada di peringkat yang masih cukup signifikan, hal ini menunjukkan adanya pergeseran dalam peta pariwisata regional, dalam hal ini Vietnam menjadi salah satu pesaing yang semakin menonjol.
- Gugatan Ganjar-Mahfud Juga Kandas
- Kejagung Belum Naikkan Status Robert Bonosusatya dalam Pengusutan Korupsi Timah
- Perkuat Ketahanan Perbankan dari Makroekonomi, OJK Rilis Regulasi Rencana Aksi Pemulihan
“Keberagaman budaya dan alam merupakan faktor penting untuk mendiferensiasi produk atau penawaran pariwisata, sehingga pengalaman berwisata di Indonesia tidak dapat ditemukan di tempat lain" terang pakar bidang kepariwisataan Universitas Indonesia (UI), Diaz Pranita, dikutip dari ui.ac.id, Senin, 22 April 2024.
Keberagaman budaya dan keindahan alam yang dimiliki Indonesia, seperti segitiga terumbu karang, palung, rafting, dan pantai dengan ombak tinggi, menjadi kekuatan utama yang memikat para wisatawan.
Diaz mengungkap tantangan-tantangan seperti aksesibilitas yang terbatas, infrastruktur yang belum memadai, fasilitas yang kurang, pengelolaan atraksi yang belum optimal, kurangnya amenitas, dan kekurangan sumber daya manusia (SDM) berkualitas masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu segera diatasi.
Peningkatan standar pelayanan, promosi yang efektif, kolaborasi antar pemangku kepentingan, peningkatan keramahan dan keterampilan SDM, serta komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan dan ekonomi, semua menjadi kunci sukses dalam menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata unggulan di kancah global.
“Dibutuhkan diidentifikasi dengan jelas siapa pasar Indonesia, apa produk yang disukai, dan bagaimana rencana strategis pemasarannya. Selain itu, diperlukan konsistensi, komitmen, dan kolaborasi antarpemangku kebijakan, sehingga produk wisata yang ditawarkan berkualitas dan kompetitif,” tambah Diaz.
Contoh sukses seperti Desa Penglipuran dan Desa Wae Rebo menunjukkan potensi besar dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan yang memberdayakan masyarakat lokal dan menjaga kelestarian lingkungan.
Secara keseluruhan, pariwisata Indonesia memiliki potensi besar, namun dibutuhkan upaya serius dari berbagai pihak untuk meningkatkan daya saing dan menarik lebih banyak wisatawan.
Dengan fokus pada keberagaman budaya dan alam, serta komitmen terhadap pembangunan yang berkelanjutan, Indonesia dapat terus berkembang sebagai tujuan wisata yang diminati di mata dunia.