World Bank: Ekonomi 2020 Terburuk Sejak Perang Dunia II
Washington – Bank Dunia (World Bank) menyebut kontraksi ekonomi 2020 akibat pandemi COVID-19 yang menyerang dunia telah mencetak sejarah sebagai tahun dengan ekonomi terburuk sejak perang dunia II. Bahkan, tercatat sebagai resesi ekonomi terdalam keempat dalam kurun 150 tahun terakhir setelah 1914, 1930-32, dan 1945-46. Dalam laporan Global Economic Prospects, Bank Dunia memproyeksikan ekonomi global […]
Industri
Washington – Bank Dunia (World Bank) menyebut kontraksi ekonomi 2020 akibat pandemi COVID-19 yang menyerang dunia telah mencetak sejarah sebagai tahun dengan ekonomi terburuk sejak perang dunia II.
Bahkan, tercatat sebagai resesi ekonomi terdalam keempat dalam kurun 150 tahun terakhir setelah 1914, 1930-32, dan 1945-46.
Dalam laporan Global Economic Prospects, Bank Dunia memproyeksikan ekonomi global akan susut 5,2% tahun ini. Sementara, penyusutan ekonomi di negara-negara berkembang mencapai 2,5% atau yang terendah sejak 1960.
“Ini terburuk sejak perang dunia II, semua pemicunya pandemi COVID-19,” kata Ayhan Kose, Direktur Prospek Bank Dunia, dalam wawancara virtualnya di Bloomberg, Senin, 8 Juni 2020.
Sementara itu, Ceyla Pazarbazioglu, Wakil Presiden Bank Dunia memaparkan bahwa pendapatan per kapita akan tertekan di hampir seluruh negara. Akibatnya, 100 juta orang terancam masuk dalam garis kemiskinan yang makin menambah beban perekonomian suatu negara.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Terlebih, negara berkembang banyak yang menggantungkan perekonomiannya pada pembiayaan asing, ekspor komoditas, sektor pariwisata yang membuat ketergantungannya tinggi pada perdagangan internasional.
Di sisi lain, negara berkembang juga banyak menemui kendala dalam tata laksana kesehatan, seperti kurangnya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang memadai.
Sejumlah Proyeksi
Bank Dunia juga memproyeksikan ekonomi negara maju terkontraksi 7% dan ekonomi Uni Eropa bahkan lebih dalam lagi di angka 9,1%. Untuk Amerika Serikat, Bank Dunia meproyeksikan kontraksi sebesar -6,1%, Amerika Latin hilang 7%.
“Sedangkan, Asia Timur dan Pasifik turun 0,5% dan China tetap bertahan di angka 1%.”
Meski begitu, dalam outlook ekonominya, Bank Dunia memprediksi bahwa ekonomi global akan pulih dengan pertumbuhan 4,2% pada 2021.
Dalam dua skenarionya, Bank Dunia menyebut ekonomi global dapat longsor hingga 8% jika pandemi tidak tertangani dengan baik di seluruh dunia tahun ini. Namun, jika kondisi membaik dan pembatasan sosial segera dicabut, risiko kontraksi susut menjadi di angka 4%.