Wow, Ekonomi Digital Bakal Melesat Hingga Rp4,65 Kuadriliun pada 2030
- JAKARTA - Ekonomi digital menjadi hal penting yang tidak bisa dihindari. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mendorong, peluang ini harus dikuatkan untuk membant
Industri
JAKARTA - Ekonomi digital menjadi hal penting yang tidak bisa dihindari. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mendorong, peluang ini harus dikuatkan untuk membantu perekonomian Indonesia.
Kendati pandemi meruntuhkan hampir semua sektor, tetapi ia mengakui situasi tersebut juga membawa keuntungan bagi dunia perdagangan digital. Bahkan, ia memprediksi ekonomi digital akan tumbuh signifikan.
“Ekonomi digital akan tumbuh dari sekitar US$40 miliar atau setara Rp576 triliun (asumsi kurs Rp14.400 per dolar Amerika Serikat), menjadi Rp4,65 kuadrilun,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Selasa, 27 Juli 2021.
- Chipshet Lagi Langka, Tesla Malah Bukukan Laba Bersih Rp16,5 Triliun pada Kuartal II-2021
- Kredit dan Pembiayaan ke Sektor Ekonomi Hijau Lampaui Rp800 Triliun
- Pintek Catat Pembiayaan ke UKM Pendidikan Naik 4 Kali Lipat pada Semester I-2021
Selain itu, pendapatan domestik bruto Indonesia diprediksi akan meningkat tiga kali lipat pada akhir 2030. Nilainya dari US$1,1 triliun menjadi US$2,8 triliun.
Lutfi bilang, Indonesia perlu optimis melakukan perdagangan daring. Dengan Filipina, misalnya, saat ini neraca perdagangan mengalami kenaikan.
Pada periode Januari - Mei 2021, total perdagangan Indonesia dan Filipina tercatat sebesar US$ 3,66 miliar atau naik 52,5% dibandingkan dengan periode yang sama 2020 yang sebesar US$ 2,44 miliar.
Pada periode tersebut, total ekspor Indonesia juga tercatat sebesar US$3,15 miliar, sedangkan total impor Indonesia dari Filipina tercatat sebesar US$510 juta. Alhasil, Indonesia mengalami surplus US$2,64 miliar.
Sementara pada 2020, total perdagangan Indonesia secara total tercatat US$6,49 miliar dengan ekspor Indonesia ke Filipina sebesar US$5,90 miliar. Adapun impor Indonesia dari Filipina sebesar US$592 juta sehingga Indonesia surplus sebesar US$5,31 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Filipina adalah kendaraan bermotor, batu bara, kopi instan, dan minyak kelapa sawit. Sebaliknya, produk impor Indonesia dari Filipina adalah tembaga dimurnikan, polimer dari propilena, bagian dan aksesoris kendaraan bermotor, mesin cetak, serta ketel uap air.