Wow! Halodoc Masuk Jajaran Startup Kesehatan Digital Paling Menjanjikan di Dunia
Halodoc merupakan satu-satunya startup lokal dari Asia Tenggara yang masuk daftar 150 startup kesehatan paling menjanjikan versi lembaga riset global CB Insights.
JAKARTA – Perusahaan rintisan atau startup karya anak bangsa PT Media Dokter Investama atau Halodoc masuk ke dalam daftar 150 startup kesehatan paling menjanjikan versi lembaga riset global CB Insights. Bahkan, Halodoc merupakan satu-satunya startup lokal dari Asia Tenggara yang masuk daftar bergengsi itu.
President Director of Bahar Consulting dan Chairman of Chapters Indonesia, Dr Lutfi Mardiansyah mengatakan, solusi teknologi yang ditawarkan Halodoc patut ditiru oleh para startup lokal lainnya. Halodoc sendiri berhasil masuk di kategori Virtual Care Delivery.
Menurutnya, layanan telemedicine seperti Halodoc memudahkan masyarakat kota hingga masyarakat terpencil untuk mendapatkan akses kesehatan. Apalagi, penggunaan teknologi seperti ini sangat dibutuhkan di kala pandemi yang harus membatasi kontak fisik.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
“Masyarakat bisa gunakan teknologi, khususnya di saat pandemi. Daripada rame-rame ke rumah sakit, mendingan dapat informasi dari rumah,” ujar Lutfi di Jakarta, 25 Agustus 2020.
Melalui laman resmi CB Insights diketahui dari 8000 startup di 18 negara, Halodoc dinobatkan sebagai 150 startup kesehatan digital paling menjanjikan di dunia tahun 2020. Lembaga riset tersebut juga mencatat bahwa layanan kesehatan jarak jauh (telehealth) melonjak tajam akibat adanya pandemi.
Sementara, 41% dari 150 startup kesehatan digital paling menjanjikan di 2020 menawarkan layanan telemedicine. Data tersebut berbanding lurus dengan pemanfaatan telemedicine di Indonesia. Berdasarkan data dari McKinsey, terjadi peningkatan penggunaan telemedicine sebanyak 67% responden di masa pandemi.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan turut mengapresiasi masuknya Halodoc dalam daftar tersebut. Dia mengatakan, pihaknya juga sudah sejak lama bermitra dengan startup tersebut.
Semmy, biasa ia disapa menyampaikan, keberadaan e-health seperti Halodoc membuat pelayanan kesehatan semakin mudah dan murah. Ditambah, saat ini konsultasi dengan dokter bisa dilakukan melalui chatting.
“Dulu mendapatkan dokter pribadi sangat mahal sekali. Sekarang saya bisa mudah menghubungi dokter spesialis. Dokter pun punya data medis saya lengkap. E-health itu harus kaya gitu,” ungkap Semmy.