<p>Kawasan residensial rumah tapak mewah Podomoro Park Bandung milik PT Agung Podomoro Park Tbk (APLN) / Podomoropark.com</p>
Gaya Hidup

Wow! Intip Deretan Proyek Rumah Tapak Mewah Pengembang Kelas Kakap RI

  • Tren properti rumah tapak (landed house) terus menunjukkan pertumbuhan positif di tengah pandemi COVID-19. Segmen ini juga menjadi primadona sekaligus andalan, mulai dari perusahaan properti kelas teri hingga kakap.

Gaya Hidup

wahyudatun nisa

JAKARTA – Tren properti rumah tapak (landed house) terus menunjukkan pertumbuhan positif di tengah pandemi COVID-19. Segmen ini juga menjadi primadona sekaligus andalan, mulai dari perusahaan properti kelas teri hingga kakap.

Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Joga mengatakan hunian dengan konsep rumah tapak dinilai akan menjadi pilihan konsumen daripada tempat tinggal dengan konsep high rise seperti apartemen dan rumah susun.

“Selama pandemi, menunjukkan rumah tapak lebih aman ketimbang tinggal di hunian vertikal seperti apartemen, karena pada dasarnya salah satu upaya meredam pandemi yakni menjaga jarak dan menghindari kerumuman atau berkelompok,” kata Nirwono kepada TrenAsia.com, Kamis, 25 Juni 2020.

Nirwono menyampaikan hal ini menjadi keunggulan rumah tapak yang memiliki sifat mandiri dan tunggal. Sehingga, memberikan rasa lebih aman dan nyaman kepada penghuninya.

Sejumlah pengembang kelas kakap pun melaporkan segmen rumah tapak merupakan kontributor terbesar bagi perolehan marketing sales alias pra-penjualan perusahaan.

Pengembang properti kelas kakap itu antara lain PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), serta PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Rumah mewah sekitar Rp2 miliar di CitraLand Celebes Makassar milik PT Ciputra Development Tbk (CTRA) / Ciputradevelopment.com

Ciputra

Emiten properti PT Ciputra Development Tbk (CTRA) membukukan pra-penjualan sebesar Rp1,1 triliun pada kuartal I-2020. Sekretaris Perusahaan sekaligus Direktur Independen Ciputra Development Tulus Santoso mengatakan kontributor utama penjualan masih ditopang oleh produk-produk rumah tapak.

Salah satu proyek residensial milik perusahaan berkode saham CTRA itu adalah Citra Maja Raya di barat Jakarta. Proyek ini merupakan pengembangan kota mandiri di Maja dengan konsep transit oriented development (TOD). Proyek itu hanya berjarak 500 meter dari stasiun KRL Commuterline Maja.

Citra Maja Raya meluncurkan Cluster Benoa. Kawasan hunian ini berupa rumah tapak dengan desain tampak modern minimalis. Harga yang ditawarkan untuk produk rumah tapak ini mulai dari Rp188 juta.

Harga itu sudah termasuk pajak pertambahan nilai/PPN, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan/BPHTB, dan akta jual beli/AJB.

Tak hanya itu, proyek rumah tapak Ciputra yaitu Citra Garden Puri, Citra Grand Cibubur, Citra Indah City, Citra Sentul Raya, Citra Grand Cibubur CBD, Citra Raya, dan Citra Grand Cibubur.

Rumah mewah Rolling Hills Lippo Village milik PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) / Facebook @LippoVillageOfficial

Lippo Karawaci

Perusahaan properti berikutnya yaitu PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) milik konglomerat Mochtar Riady. Perseroan memperoleh pendapatan pra-penjualan di kuartal I-2020 sebesar Rp703 miliar. Jumlah itu meningkat 13% secara tahunan dari Rp623 miliar di kuartal I-2019.

CEO Lippo Karawaci John Riady menuturkan capaian tersebut didorong oleh peluncuran Waterfornt Estates di Cikarang. “Pada semester kedua 2020, kami akan meluncurkan proyek perumahan tapak baru di kota mandiri kami, Lippo Village di Karawaci. Dengan menyasar segmen kelas menengah,” ujarnya, Selasa, 30 Juni 2020.

John menyebutkan belum lama ini, ratusan rumah tapak di salah satu proyek properti miliknya yakni Cendana Homes laris manis diserbu pembeli dalam waktu kurang dari enam jam. “Secara rata-rata, rumah tapak itu laku terjual dengan harga Rp886 juta per unitnya,” sebutnya.

Proyek milik emiten properti Lippo Group ini memiliki lokasi strategis. Selain dekat dengan jalan tol, kawasan perumahan tersebut juga dekat dengan Rumah Sakit Siloam dan area pusat perbelanjaan di Tangerang yaitu Lippo Village.

“Cendana Homes adalah proyek yang telah direncanakan dan diimplementasikan dengan sangat baik oleh tim kami. Keberhasilan ini memvalidasi keputusan manajemen untuk memperkuat strategi bisnis perumahan tapak,” kata John.

Adapun, beberapa proyek rumah tapak Lippo Karawaci lainnya yaitu Lippo Cikarang di timur Jakarta, Tanjung Bunga di Makassar, dan Holland Village di Manado.

Properti Podomoro Park Bandung milik PT Agung Podomoro Land Tbk. / Podomoropark.com

Agung Podomoro

PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) meraup marketing sales atau pra-penjualan mencapai Rp610 miliar (di luar PPN) sampai dengan Juli 2020. Perolehan itu mayoritas berasal dari proyek rumah tapak.

Direktur Pemasaran Agung Podomoro Group Agung Wirajaya mengatakan produk properti rumah tapak menunjukkan pertumbuhan signifikan dibandingkan dengan yang lainnya.

“Sekarang orang lebih concern dan lebih memilih rumah tapak dibandingkan dengan produk-produk properti lainnya. Kami melihat ini (rumah tapak) trennya membaik,” kata Agung dalam paparan publik secara virtual di Jakarta belum lama ini.

Berdasarkan situs resmi perusahaan, produk rumah tapak APLN meliputi Green Permata Residences, Grand Taruma, Ochard Park, dan Podomoro Park Bandung. Produk rumah tapak terbaru perseroan yaitu Kota Podomoro Tenjo.

Kota Podomoro Tenjo di awal pembangunan akan menghadirkan rumah tapak dan didukung smart city infrastructure. “Rumah tapak ini hadir dengan konsep rumah tumbuh dengan kisaran harga Rp200 jutaan dengan kualitas middle up,” ujarnya.

Rumah tapak mewah di BSD City milik PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dari Grup Sinarmas / Bsdcity.com

Bumi Serpong Damai

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) merupakan perusahaan properti milik mendiang konglomerat Eka Tjipta Widjaja. Per Juni 2020, emiten ini mencatat pra-penjualan sebesar Rp2,9 triliun. Jumlah tersebut naik tipis 6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.

Direktur Bumi Serpong Damai Hermawan Wijaya mengatakan peningkatan marketing sales ini berkat perolehan perseroan dari segmen residensial atau rumah tapak.

“Produk residensial masih menjadi penyokong utama pra-penjualan pada paruh pertama tahun ini. Yaitu senilai Rp1,6 triliun atau berkontribusi 57 persen terhadap total marketing sales,” kata Hermawan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) belum lama ini.

Hermawan menjelaskan kontribusi dari segmen residensial diperoleh dari pengembangan rumah tapak perseroan yang masih berlangsung seperti di BSD City, Tangerang. Meliputi Mozia, The Savia, Greenwich, Vanya Park, Tabebuya, Nava Park, dan The Zora, serta Grand Wisata di Bekasi. (SKO)