Wow! Investor Syariah Pasar Modal Meroket 1.500 Persen
JAKARTA – Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi kian optimistis dengan perkembangan pasar modal syariah dalam negeri. Hal ini disampaikan Inarno menyusul semakin pesatnya peningkatan jumlah investor pasar modal syariah dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Anggota Bursa penyedia layanan Sharia Online Trading (AB SOTS), jumlah investor syariah di Indonesia telah meningkat 1.500% […]
Industri
JAKARTA – Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi kian optimistis dengan perkembangan pasar modal syariah dalam negeri. Hal ini disampaikan Inarno menyusul semakin pesatnya peningkatan jumlah investor pasar modal syariah dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan data Anggota Bursa penyedia layanan Sharia Online Trading (AB SOTS), jumlah investor syariah di Indonesia telah meningkat 1.500% atau 16 kali lipat sejak 2015. Kini, kata dia, total investor syariah yang melantai di BEI telah mencapai 80.152 orang dari sebelumnya hanya 4.908 investor pada 2015.
- Online Trends are Booming (Serial 1): Exploring the Drivers of Indonesia’s Digital Economy
- UGM Jadikan Wisma Kagama dan UC Hotel Sebagai Selter COVID-19
- Bangun Infrastruktur Baru, Google Perluas Layanan Cloud di India
- Bantu Start Up, Erick Refocusing Telkom dan Telkomsel
- Booming Tren Daring (Serial 5): SDM dan Infrastruktur Tertinggal, Perlindungan Data Tak Andal
“Dengan tingkat keaktifan mencapai 25,5%,” ungkap Inarno dalam acara pembukaan Sharia Investment Week (SIW) 2020, Senin, 16 November 2020.
Sementara berdasarkan data BEI, jumlah emiten syariah telah meningkat 90,3% menjadi 451 emiten dari sebelumnya 237 emiten pada 2011. Peningkatan itu turut mendorong kapitalisasi pasar syariah menjadi 51,4% atau Rp3.051,6 triliun dari total kapitalisasi pasar modal Rp5.956,7 triliun.
Pada periode yang sama, jumlah outstanding efek syariah di pasar modal telah mencakup 467 saham syariah, 163 sukuk korporasi, 284 reksa dana syariah, serta 65 sukuk negara.
“Volume transaksi syariah mencapai 56,9% serta frekuensi transaksi saham syariah yang mencapai 61,9% dari total frekeunsi transaksi saham,” pungkas Inarno.