Wow! Mega Merger 2 Perusahaan Milik Konglomerat Prajogo Pangestu Rp53 Triliun
Emiten petrokimia milik konglomerat terkaya ke-3 di Indonesia, Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) bakal menggelar aksi merger dengan PT Styrindo Mono Indonesia (SMI).
Industri
JAKARTA – Emiten petrokimia milik konglomerat terkaya ke-3 di Indonesia, Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) bakal menggelar aksi merger dengan PT Styrindo Mono Indonesia (SMI).
Kedua perusahaan itu dimiliki secara langsung dan tidak langsung oleh Baritono Prajogo Pangestu. Saham SMI dimiliki oleh TPIA, sedangkan TPIA dimiliki oleh PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Rencana ini akan dieksekusi setelah mendapatkan restu pemegang saham. Dalam hal ini, TPIA bakal menjadi pihak yang menerima penggabungan dan tetap tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Penggabungan CAP dan SMI sejalan dengan tujuan bersama untuk menciptakan perusahaan petrokimia yang lebih terintegrasi di Indonesia,” terang Manajamen Chandra Asri dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu 14 Oktober 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Keterangan itu juga dijelaskan bahwa rencana afiliasi ini bakal meningkatkan efisiensi dan ekektivitas TPIA dalam seluruh kegiatan usahanya. Sinergitas dalam proses pengadaan dan akuntabilitas keuangan perusahaan menjadi lebih efektif sehingga dapat pula menguntungkan para pemegang saham publik.
“Oleh karenanya akan meningkatkan kinerja operasional sehingga menciptakaan perusahaan yang lebih sinergis, kuat, dan lebih efisien,” tulis keterengan Manajemen Chandra Asri tersebut.
Mega Merger
Jika ditengok berdasarkan laporan keuangan kedua perusahaan per Juni 2020, maka aksi afiliasi ini bakal menjadi salah satu merger dengan nilai yang cukup besar. SIM pada periode tersebut mencatatkan kepemilikan aset US$327,79 juta atau setara Rp4,82 triliun (kurs Rp14.700 per dolar AS).
Sedangkan aset TPIA menyentuh level US$3,29 miliar atua setara Rp48,39 triliun. Apabila ditotal, maka aksi merger ini akan menyatukan setidaknya Rp53,21 triliun dari aset yang dapat digabungkan.
Di sisi lain, pada periode yang sama TPIA rupanya sempat membukukan rugi bersih US$34,71 juta setara Rp495,83 miliar (kurs Rp14.285 per dolar AS).
Nilai ini berbalik dari kinerja perseroan di periode yang sama tahun sebelumnya. Saat itu, perseroan masih sanggup membukukan laba US$32,75 juta atau Rp467,93 miliar.
Dari laporan keuangan tersebut, diketahui pula bahwa Barito Pacific masih menjadi pemegang saham mayoritas Chandra Asri dengan porsi kepemilikan sebesar 41,88%. Disusul SCG Chemicals Co. Ltd, dengan porsi kepemilikan 30,57% dan Projogo Pangestu sebanyak 15,01%.
Sementara sebagian kecilnya, yakni 4,75% dimiliki Marigold Resources Pte. Ltd, dan 0,17% dimiliki Erwin Ciputra. Sisanya sebanyak 7,61% dimiliki oleh investor publik.
Prajogo Pangestu sendiri diketahui merupakan pemegang saham mayoritas di Barito Pacific dengan kepemilikan saham sebesar 72,14%. Artinya, total kepemilikan saham Prajogo Pangestu di Chandra Asri sejatinya sebanyak 73,06%.
Diketahui, Prajogo Pangestu merupakan orang terkaya ke-3 di Indonesia versi Forbes 2019. Dia mengantongi kekayaan sebanyak US$7,6 miliar atau setara Rp111,91 triliun. (SKO)