Wow! Penjualan HM Sampoerna Semester I-2020 Tembus Rp44,73 Triliun
Penurunan penjualan emiten bersandi saham HMSP ini berakibat juga pada laba bersih semester I-2020 HM Sampoerna yang terkoreksi 27,82% menjadi Rp4,89 triliun.
Industri
JAKARTA – Emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. meraup penjualan Rp44,73 triliun pada semester I-2020, turun 11,8% year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebelumnya Rp50,72 trilun.
Saat pendapatan terkoreksi, beban pokok penjualan turun lebih tipis sebesar 8,8% yoy menjadi Rp34,99 triliun. Akhirnya, laba kotor yang diraup perseroan tergelincir 20,9% yoy menjadi Rp9,73 triliun.
Kendati demikian, beban pajak penghasilan yang turun tajam hingga 30,5% menjadi Rp1,45 triliun, membuat laba periode berjalan hanya terkoreksi 27,8% menjadi Rp4,88 triliun.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 23 Juli 2020, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terkontraksi hingga 55,09% secara tahunan, dari Rp3,48 triliun menjadi Rp1,56 triliun.
Lebih rendahnya penjualan HM Sampoerna disumbang oleh lesunya jenis produk rokoknya yaitu sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM).
Pada jenis SKM, penjualan sepanjang April-Juni 2020 turun 27,35% secara tahunan, menjadi Rp13,96 triliun dari sebelumnya Rp19,22 triliun pada kuartal II-2019. Setali tiga uang, penjualan SPM juga melemah 23,88% menjadi Rp2,14 triliun dari sebelumnya Rp2,81 triliun.
Penjualan SKT Naik
Di sisi lain, penjualan rokok sigaret kretek tangan (SKT) justru tumbuh 1,95%, dari Rp4,66 triliun pada kuartal II-2019 menjadi Rp4,75 triliun pada kuartal II-2020.
Jika diakumulasi sepanjang semester I-2020, penjualan SKT naik 6,77% menjadi Rp9,51 triliun. Adapun, penjualan SKM turun 15,11% menjadi Rp30,5 triliun dan SPM terkoreksi 20,80% menjadi Rp4,31 triliun.
Dalam catatan perseroan, HMSP menjual 18 miliar batang pada kuartal II-2020. Jika diakumulasi sepanjang semester I-2020, penjualan HMSP menembus 38,5 miliar batang rokok.
Padahal, kinerja pada semester pertama 2019, HMSP mampu menjual sebanyak 47,1 miliar batang. Artinya, penjualan tahun ini terkoreksi 18,2% secara tahunan.
Cukai Rp27 Triliun
Perusahaan rokok yang 92,5% sahamnya digenggam PT Philip Morris Indonesia ini membayarkan pita cukai sebesar Rp27,04 triliun sepanjang periode Januari-Juni 2020. Jumlah itu hanya turun 6,4% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp28,9 triliun.
Manajemen HMSP juga membayarkan cukai dari arus kas pada semester I-2020 sebesar Rp31,06 triliun. Jumlah itu melonjak 26,27% dari tahun sebelumnya Rp24,6 triliun.
Kendati demikian, perseroan masih memiliki persediaan pita cukai sebesar Rp3,15 triliun hingga akhir Juni 2020. Jumlah itu turun dari akhir Desember 2019 sebesar Rp3,9 triliun. Namun, perseroan memiliki utang cukai sebesar Rp8,23 triliun.
Per 30 Juni 2020, total aset HM Sampoerna mencapai Rp41,9 triliun, turun tipis dari akhir tahun lalu Rp50,9 triliun. Sedangkan liabilitas sebesar Rp15,29 triliun dan ekuitas Rp26,61 triliun.
Pada perdagangan Kamis, 23 Juli 2020, saham HMSP ditutup terkoreksi 1,12% sebesar 20 poin ke level Rp1.760 per lembar. Kapitalisasi pasar saham HMSP mencapai Rp204,72 triliun dengan imbal hasil negatif 38,14% dalam setahun terakhir. (SKO)