Wow! Penjualan Minuman Alkohol di AS Meroket Selama Pandemi
NEWYORK – Selama pandemi COVID-19, jumlah peminum alkohol di Amerika Serikat (AS) dilaporkan meningkat tajam. Hasil survei RAND Corporation mengatakan, per Maret 2020, penjualan alkohol secara nasional meningkat sebanyak 54% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, penjualan secara online juga melonjak hingga 262%. “Sejak awal pandemi, alkohol menjadi semacam pilihan […]
Gaya Hidup
NEWYORK – Selama pandemi COVID-19, jumlah peminum alkohol di Amerika Serikat (AS) dilaporkan meningkat tajam.
Hasil survei RAND Corporation mengatakan, per Maret 2020, penjualan alkohol secara nasional meningkat sebanyak 54% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, penjualan secara online juga melonjak hingga 262%.
“Sejak awal pandemi, alkohol menjadi semacam pilihan obat bagi banyak orang,” mengutip Time, Sabtu, 10 Oktober 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menurut laporan tersebut, pembelian dilakukan sejak hari-hari awal ketika pandemi mulai masuk di AS. Selain menimbun tisu toilet, handsanitizer, air kemasan, dan bahan makanan, rupanya warga juga panik dengan memborong banyak alkohol.
Konsumsi Alkohol Melonjak
Dari total sampel yang disurvei, yakni sebanyak 1.540 orang dewasa, 14% di antaranya mengaku telah minum alkohol lebih banyak dibandingkan sebelum pandemi.
Dalam kelompok usia 30-59 tahun, peningkatannya bahkan lebih tinggi, yakni mencapai 19%. Sedangkan di bawah kelompok usia tersebut, sebanyak 17% wanita dilaporkan minum alkohol lebih banyak.
Adapun rata-rata waktu minum, sebanyak empat botol alkohol dapat diminum selama dua jam oleh wanita, dan lima jam untuk pria.
“Angka pada wanita sangat mencolok,” tulisnya.
Meskipun demikian, diungkapkan bahwa minum alkohol terlalu banyak tidak baik untuk kesehatan. Pasalnya, minuman keras satu ini dapat merusak organ hati sehingga fungsinya untuk menetralisir racun dari darah menjadi berkurang.
Selain itu, kandungan alkohol juga berisiko menimbulkan pankreatitis, yakni produksi zat beracun yang dihasilkan oleh enzim pankreas. Seseorang pun lebih mudah mengalami radang pankreas.
Kemudian, potensi berbahaya lainnya jika minum terlalu banyak alkohol, yakni mengalami masalah sistem pencernaan, menurunkan fungsi otak, dan meningkatkan risiko penyakit jantung serta kanker. (SKO)