<p>Karyawan melayani nasabah di Kantor Cabang Bank BNI Syariah di Jakarta, Rabu 17 Juni 2020. Wakil Presiden Ma&#8217;ruf Amin bersama jajaran pemerintah akan merancang strategi pemulihan ekonomi secara menyeluruh, termasuk ekonomi syariah dalam rangka memasuki tatanan baru new normal. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Wow! Potensi Bisnis Halal Dunia Capai Rp30 Kuadriliun

  • Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar, mempunyai potensi ekonomi halal mencapai Rp3.000 triliun per tahun.

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – PT Bank BNI Syariah mendukung pengembangan ekosistem ekonomi halal, salah satunya melalui workshop literasi keuangan perbankan syariah.

Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengungkapkan potensi industri halal di ranah global mencapai Rp30.000 triliun alias Rp30 kuadriliun. Sehingga, workshop literasi keuangan ini mengangkat tema Bank Syariah dan Tren Halal Lifestyle di Indonesia.

“Industri halal diperkirakan menjadi new business dan new brand dengan potensi bisnis global mencapai Rp30.000 triliun,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, 30 September 2020.

Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar, ujarnya, mempunyai potensi ekonomi halal mencapai Rp3.000 triliun per tahun. Abdullah pun mendorong perbankan syariah bersama stakeholder untuk aktif, tidak hanya berperan sebagai konsumen, melainkan juga produsen.

Kunci Bank Syariah

Menurutnya, terdapat tiga kunci pendorong pertumbuhan perbankan syariah, yakni meningkatnya awareness masyarakat terhadap halal lifestyle. Hal ini ditunjukkan melalui komunitas hijrah, makanan halal, kosmetik halal, fesyen muslim, dan pendidikan muslim.

Selanjutnya, dukungan pemerintah melalui Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dapat memaksimalkan pengelolaan dana haji maupun pendirian ekosistem halal lainnya.

Faktor pendorong ketiga, yaitu perkembangan teknologi digital, ditunjukkan melalui sosial media influencer, seperti konten dakwah, fintech payment, dan tren belanja e-commerce sehingga memungkinkan bank terkoneksi dengan pihak ketiga.

“Ketiga faktor pendorong ini harus dioptimalkan oleh pelaku industri perbankan syariah,” tambahnya.

Terlebih, katanya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat aset perbankan syariah masih tumbuh sebesar 9,22% year-on-year (yoy) per Juni 2020. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan perbankan konvensional sebesar 4,98% yoy. Jumlah aset perbankan syariah pun memiliki pangsa pasar sebesar 6,13%.

Senada dengan Abdullah, Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah Wahyu Avianto mengatakan bahwa pelaku industri berkesempatan untuk menjalankan strategi secara maksimal.

“Di tengah situasi pandemi, pelaku usaha dapat mereview kembali produknya,” ujar Wahyu. Menurutnya, perubahan harus dilakukan, termasuk cara berkomunikasi dengan konsumen. (SKO)