Wow! Ternyata Kurban Sumbang Perekonomian Rp20,5 Triliun
Dengan prediksi 2,3 juta pekurban, maka kebutuhan hewan kurban terbesar adalah kambing dan domba sekitar 1,9 juta ekor, sedangkan sapi dan kerbau sekitar 452.000 ekor.
Industri
JAKARTA – Aktivitas jual beli hewan kurban jelang Hari Raya Iduladha 1441 Hijriah berpotensi menyumbang perekonomian hingga Rp20,5 triliun secara nasional yang berasal 2,3 juta pekurban.
Proyeksi tersebut bersumber dari perkiraan 62,4 juta keluarga muslim dengan 9% di antaranya adalah kelas menengah ke atas. Pengeluaran per kapita mereka di atas Rp2,5 juta per bulan, maka ada sekitar 5,6 juta keluarga muslim sejahtera.
“Dari 5,6 juta keluarga muslim sejahtera ini, kami perkirakan 40% di antaranya melakukan ibadah kurban, dengan asumsi satu keluarga berkurban satu hewan kurban,” kata peneliti Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS), Askar Muhammad dalam diskusi virtual, Rabu, 15 Juli 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Dengan prediksi 2,3 juta pekurban, maka kebutuhan hewan kurban terbesar adalah kambing dan domba sekitar 1,9 juta ekor, sedangkan sapi dan kerbau sekitar 452.000 ekor. Asumsi margin perdagangan dan pengangkutan hewan ternak berkisar 20%.
Ditambah harga rata-rata kambing/domba di tingkat produsen Rp1,9 juta per ekor dan sapi/kerbau Rp15,0 juta per ekor, IDEAS memperkirakan nilai ekonomi dari kurban 2020 sekitar Rp20,5 triliun.
“Potensi ekonomi kurban 2020 dari sekitar 2,3 juta hewan ternak ini setara dengan 117 ribu ton daging,” ujar Askar.
Jumlah Kurban Turun
Angka kurban ini menurun dibandingkan realisasi tahun lalu. Produksi daging sapi dan kerbau nasional adalah 514.000 ton, sedangkan produksi daging kambing dan domba 163.000 ton.
Meskipun bernilai besar, penyelenggaraan kurban masih menemui sejumlah persoalan menahun. Salah satunya, jumlah pekurban dan penerima kurban hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Pusat pasar hewan kurban berada di Jabodetabek dengan permintaan 184.000 sapi dan 673.000 kambing-domba, atau setara 41% dan 36% permintaan sapi dan kambing-domba kurban nasional.
Dari perhitungan IDEAS, daerah dengan potensi surplus kurban terbesar didominasi daerah perkotaan Jawa, yaitu daerah perkotaan Jawa yaitu Jakarta (24.000 ton), Bandung (6.000 ton), Surabaya-Bekasi (5.000 ton) dan Depok-Tangerang (3.000 ton).
Sedangkan daerah dengan potensi defisit kurban terbesar didominasi daerah pedesaan Jawa, yaitu Kab. Cianjur (-2.000 ton), Kab. Jember (-1.600 ton), Kab. Garut (-1.500 ton), Kab. Grobogan – Brebes (-1.300 ton) dan Kab. Cirebon – Probolinggo (-1.200 ton).
Untuk meminimalisasi defisit kurban, Dompet Dhuafa sejak 1994 telah menyelenggarakan program tebar hewan kurban dari daerah surplus ke daerah minus. “Penting memastikan distribusi kurban tepat sasaran dan signifikan untuk pemerataan dan peningkatan kesejahteraan,” imbuh Askar. (SKO)