<p>Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengeklaim berhasil melakukan efisiensi biaya di lapangan sebesar US$500 juta hingga US$600 juta pada kuartal-I tahun 2021. / Ilustrasi. Sumber: esdm.go.id</p>
Industri

Wuih, Kementerian ESDM Temukan 38 Titik Potensi Migas Baru

  • JAKARTA – Penyelidik bumi di Pusat Survei Geologi (PSG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menemukan 38 wilayah kerja (WK) baru sebagai potensi produksi minyak dan gas (migas). Setelah empat tahun (2015-2019) mengeksplorasi puluhan cekungan, usaha tim PSG berbuah manis dengan merekomendasikan 38 wilayah kerja migas untuk ditawarkan kepada para kontraktor migas. “Rekomendasi WK Migas […]

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Penyelidik bumi di Pusat Survei Geologi (PSG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menemukan 38 wilayah kerja (WK) baru sebagai potensi produksi minyak dan gas (migas).

Setelah empat tahun (2015-2019) mengeksplorasi puluhan cekungan, usaha tim PSG berbuah manis dengan merekomendasikan 38 wilayah kerja migas untuk ditawarkan kepada para kontraktor migas.

“Rekomendasi WK Migas ini kemudian diberikan kepada Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM untuk ditawarkan ke kontraktor migas,” kata Fajar, salah satu penyelidik Kementerian ESDM, Selasa, 13 Oktober 2020.

Dari jumlah tersebut, terdapat 15 WK Migas yang sudah punya data potensi, terdiri atas 12 WK Migas Konvensional dan 3 WK Migas Non-Konvensional.

WK Migas Konvensional terdiri dari Teluk Bone Utara, Misol Timur, Atsy, Mamberamo, Boka, Buru, Aru-Tanimbar Offshore, Biak, Wamena, Sahul, Selaru, dan Arafuru Selatan.

Potensi WK

Rinciannya, terdapat sumber daya paling potensial di Arafura Selatan dengan skenario minyak sebesar 6.144,54 Million Barrels of Oil (MMBO) dan gas sebesar 7,36 Trillion Cubic Feet (TFC).

Selanjutnya ada Selaru 4.060 MMBO skenario minyak dan 4,8 TCF skenario gas dan Wamena sebesar 263,75 MMBO untuk skenario minyak dan 0,40 TCF skenario gas.

Di Teluk Bone Utara skenario minyak sebesar 239,79 MMBO dan gas sebesar 1,16 TCF. Berikutnya Atsy skenario minyak sebesar 750 MMBO dan gas sebesar 0,9 TCF.

Kemudian Mamberamo skenario gas sebesar 7,58 TCF. Boka total sumber daya potensial untuk minyak mencapai 930 MMBO dan gas mencapai 1,1 TCF.

Ada pula Buru sebesar 118.54 MMBO skenario minyak dan 0,12 BSCF skenario gas. Lalu Sahul 150,75 MMBO skenario minyak dan 0,18 TCF skenario gas.

Terakhir di Biak dengan skenario minyak sebesar 8,44 MMBO dan gas sebesar 0,01 TCF dan Aru-Tanimbar Offshore hanya gas dengan skenario potensi 0,14 TCF.

Sementara 3 WK Migas Non Konvensional ada Jambi, Kutai dengan skenario potensi gas sebesar 46,79 TFC dan Kutai Timur dengan potensi 1.472,46 MMBO untuk minyak dan 37,94 TCF untuk gas .

Pada tahun 2020 ini, PSG tengah melaksanakan survei di 7 WK Migas dengan detail satu WK Non-Konvensional Sumatera Tengah, tiga WK Konvensional (Banjarnegara, Jawa Timur Offshore, Buton) dan satu Survei Geologi dan Geofisika Migas Cekungan Pembuang.

“Tiap tahunnya penyiapan rekomendasi WK migas terus mengalami peningkatan dari sisi analisis data dan hasil interpretasi. Harapan kami penelitian PSG ini bisa setara dengan apa yang sudah dilakukan USGS (United States Geological Survey) atau BGS (British Geological Survei),” ujar Fajar.