<p>Graha Unilever milik PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) di kawasan Green Office Park, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten. / Foto: Unilever Indonesia </p>
Industri

Wuih&#8230; Raksasa Consumer Goods Unilever Bidik Akuisisi Merek Baru

  • Emiten barang-barang konsumsi PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) tetap menjajaki peluang untuk mengakuisisi merek baru meski di tengah pandemi COVID-19.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Emiten barang-barang konsumsi PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) tetap menjajaki peluang untuk mengakuisisi merek baru meski di tengah pandemi COVID-19.

Direktur Keuangan Unilever Indonesia Arif memastikan, kesempatan mengakuisisi jenama baru selalu ada meskipun kondisi perekonomian tengah dalam tekanan. Dana belanja modal atau capital ependiture (capex) tetap dianggarkan sebesar 1% dari penjualan setara Rp320 miliar untuk mengejawantahkannya.

“Kami selalu melihat portfolio transformasi dari merek-merek kami, dan kami selalu melihat kesempatan jika ada dalam memperkaya produk dan merek-merek kami,” ungkap Arif dalam paparan publik virtual, Selasa, 3 November 2020.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti menjelaskan bahwa pihaknya tidak pernah berhenti melakukan inovasi di masa pandemi. Tercatat hingga September ini, Unilever telah mengembangkan sedikitnya 63 produk baru yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar.

Inovasi baru ini rerata fokus pada produk kesehatan dan kebersihan yang sangat dibutuhkan di situasi pandemi. Plus, produk-produk kebutuhan rumah tangga seperti kecap, khususnya Bango yang memang sudah cukup terkenal.

“Kami juga melihat ke depan kira-kira apa yang akan diperlukan konsumen ke depannya,” terang Ira.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Unilever memang berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan dari segmen produk kesehatan dan kebersihan. Pertumbuhan itu dicatatkan ketika penjualan unit bisnis Unilever Food Solutions (UFS) yang fokus pada bisnis penyediaan makanan dan minuman untuk hotel dan restoran mengalami penurunan.

Dengan adanya ‘tukar guling’ pendapatan ini, laba bersih berhasil dipertahankan atau hanya turun tipis 0,29% dari Rp5,5 triliun menjadi Rp5,43 triliun.

“Meskipun sulit untuk memprediksi berapa lama pandemi ini akan berlangsung, prioritas kami tetap sama dan konsisten. Yaitu membangun bisnis yang mampu bersaing di masa sulit seperti ini,” terang Direktur Unilever Indonesia Hemant Bakhsi. (SKO)