Wulan Guritno Mundur dari Komisaris Emiten Bar (LUCY), Apa Alasannya?
- Wulan Guritno diangkat sebagai Komisaris Independen LUCY pada Desember 2020, dengan masa jabatan yang seharusnya berlangsung hingga 2025 sesuai anggaran dasar perusahaan.
Korporasi
JAKARTA - Artis Sri Wulandari, yang lebih dikenal dengan nama Wulan Guritno, telah mengajukan pengunduran diri dari jabatannya sebagai Komisaris Independen di emiten bar yaitu PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY).
Asal tahu saja, emiten bersandikan LUCY ini bergerak di sektor makanan dan minuman, mengelola Lucy in The Sky, sebuah rooftop bar di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) Jakarta.
Direktur Utama LUCY, Andharu Haryo Nugroho, menyatakan bahwa perusahaan akan menunjuk komisaris independen baru melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
- Transportasi Mau Maju, MTI Sayangkan Anggaran Dipangkas
- Tingkatkan Infrastruktur Cloud, IDCloudHost yakin Bare Metal Server Jadi Next Business Solutions
- Bank BJB Ingatkan Nasabah untuk Waspadai Penipuan Digital, Inilah Modus-modusnya
"Pada 12 Agustus 2024, perseroan menerima surat pengunduran diri dari Sri Wulandari sebagai Komisaris Independen LUCY," ungkap Andharu dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Senin, 26 Agustus 2024.
Andharu menegaskan bahwa keputusan Wulan Guritno untuk mundur tidak berdampak negatif pada operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perusahaan.
Untuk diketahui, Wulan Guritno diangkat sebagai Komisaris Independen LUCY pada Desember 2020, dengan masa jabatan yang seharusnya berlangsung hingga 2025 sesuai anggaran dasar perusahaan.
Sebelum bergabung dengan LUCY, sejak 2016, ia merupakan Pendiri dan Direktur Pemasaran di Andalan Boga Jaya. Pada 2015, ia mendirikan PT Alkimia Kreatif Sejahtera (Alkimia Production), pada 2014 Yayasan "Bracelet of Hope" untuk penderita kanker, dan pada 2009 mendirikan PT Agra Abyudaya Nusantara ("Poetre").
Mengenai kepemilikan saham Wulan Guritno di LUCY, hingga saat ini tidak diketahui secara jelas. LUCY sendiri dikendalikan oleh PT Delta Wibawa Bersama (DWB), yang menguasai 512.875.000 saham atau setara dengan 48,25% dari total saham.
Sementara pemegang saham terbesar kedua adalah Dimas Wibowo, dengan kepemilikan sebesar 147.867.100 saham, yang setara dengan 13,91%. Sedangkan kepemilikan saham publik di saham ini sebesar 14,86%.
Seiring dengan pengunduran diri Wulan Guritno, harga saham LUCY pada perdagangan sesi pertama siang ini ditutup stagnan di level Rp 100 per lembar saham. Volume perdagangan mencapai 943,70 ribu saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 92,46 juta dan kapitalisasi pasar mencapai Rp 151,48 miliar.
Dalam tren perdagangan, saham LUCY telah turun 15,97% dalam sebulan terakhir dan merosot 21,88% dalam tiga bulan terakhir. Secara year to date (ytd), saham ini juga mengalami penurunan sebesar 31,46%.