<p>Kantor BRI Syariah, Jakarta. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Industri

Wuzz, Laba BRISyariah Meroket 238 Persen Jadi Rp190,5 Miliar

  • JAKARTA – PT Bank BRIsyariah Tbk. (BRIS) mencatat pertumbuhan laba yang tinggi per kuartal III 2020. Laba bersih perseroan meroket 238% year-on-year (yoy) dari Rp56,4 miliar per September tahun lalu, menjadi Rp190,5 miliar per September 2020. Pertumbuhan juga terjadi di sisi aset. Pada periode ini, aset BRIsyariah naik lebih dari separuhnya, yakni 51,14% yoy dari […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – PT Bank BRIsyariah Tbk. (BRIS) mencatat pertumbuhan laba yang tinggi per kuartal III 2020. Laba bersih perseroan meroket 238% year-on-year (yoy) dari Rp56,4 miliar per September tahun lalu, menjadi Rp190,5 miliar per September 2020.

Pertumbuhan juga terjadi di sisi aset. Pada periode ini, aset BRIsyariah naik lebih dari separuhnya, yakni 51,14% yoy dari Rp37,05 triliun per September 2019 menjadi Rp56 triliun per September 2020.

Sementara itu, penyaluran pembiayaan bank syariah pelat merah ini juga tumbuh 57,9% yoy sebesar Rp40 triliun.

Direktur Utama BRIsyariah Ngatari menyampaikan, kenaikan kinerja yang signifikan tersebut utamanya ditopang oleh segmen ritel, yakni SME, mikro dan konsumer sebagai imbal hasil yang optimal.

“Peningkatan laba bersih BRIsyariah pada periode ini, didukung oleh optimalisasi fungsi intermediasi yang diikuti dengan pengendalian beban biaya dana,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima TrenAsia.com, Senin, 26 Oktober 2020.

Ia mengungkapkan, komposisi pembiayaan konsumer menjadi yang domininan dalam penyaluran pembiayaan karena memiliki risiko yang rendah. Sebab, kata Ngatari, pembiayaan konsumer ini berdasarkan asset based (KPR) dan salary based (pembiayaan multi guna).

Adapun total pembiayaan konsumer yang disalurkan perseroan hingga kuartal III 2020 mencapai Rp12,2 triliun atau tumbuh 53,77% yoy.

Selain itu, pembiayaan mikro juga dinilai telah memberikan kontribusi besar terhadap total pembiayaan. Tercatat sebesar Rp10,9 triliun, angka tersebut tumbuh 185% yoy. Ngatari menyebut, pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) juga masuk di segmen mikro tersebut.

Diketahui, penyaluran KUR sendiri sebesar Rp4,3 triliun, telah mencapai 95% dari target total 2020 sebesar Rp4,5 triliun. “Alhamdulillah, artinya penyaluran KUR hampir tercapai 100% dari target,” tambahnya.

Kemudian untuk dana pihak ketiga (DPK), BRIsyariah mencatat pertumbuhan sebesar 72,7% yoy. Dalam penghimpunan dana, BRIsyariah fokus dalam meningkatkan dana murah (CASA) agar biaya dana atau cost of fund dapat ditekan. CASA pun tumbuh 135% yoy.

Menurut Ngatari, salah satu pendorong pertumbuhan pembiayaan perseroan di masa pandemi adalah digitalisasi melalui aplikasi i-Kurma.

“Kami mengoptimalkan i-Kurma sebagai langkah transformasi digital dalam proses pembiayaan. Ini terbukti efektif dalam meningkatkan kinerja, mengingat tenaga pemasar pembiayaan harus bekerja efektif dan efisien di tengah masa pandemi,” ungkapnya.