XL Axiata Terlibat di Proyek Kabel Bawah Laut Facebook Indonesia-AS
JAKARTA – Rencana Facebook membangun dua kabel bawah laut transpasifik dari Singapura ke pantai barat Amerika Serikat melibatkan operator telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. Perusahan lepas pantai asal Singapura Keppel Corp. dan Alphabet Inc. milik Google juga berpartisipasi dalam proyek yang bertujuan meningkatkan infrastruktur internet di kawasan Asia-Pasifik itu. Proyek ini dinamai Echo. Dikutip dari […]
JAKARTA – Rencana Facebook membangun dua kabel bawah laut transpasifik dari Singapura ke pantai barat Amerika Serikat melibatkan operator telekomunikasi PT XL Axiata Tbk.
Perusahan lepas pantai asal Singapura Keppel Corp. dan Alphabet Inc. milik Google juga berpartisipasi dalam proyek yang bertujuan meningkatkan infrastruktur internet di kawasan Asia-Pasifik itu. Proyek ini dinamai Echo.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa, 30 Maret 2021, proyek yang menghubungkan Singapura ke Indonesia dan Amerika Utara tersebut dilakukan bekerja sama dengan mitra lokal asal Indonesia yakni XL Axiata (EXCL) dan perusahaan asal Singapura Keppel Corp.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menurut Facebook, proyek kabel bawah laut Singapura-Indonesia-Amerika akan meningkatkan kapasitas melintasi lautan hingga 70%. Rencana proyek ini muncul setelah proyek serupa yang menghubungkan Hong Kong ke AS dibatalkan pada Agustus lalu menyusul keberatan dari pemerintahan Donald Trump.
Google mendukung kabel bawah laut Echo yang disebut bakal menjadi kabel laut pertama yang menghubungkan Singapura langsung ke AS, dengan pemberhentian di Indonesia dan Guam dalam perjalanan ke Eureka, California. Kabel tersebut diharapkan dapat beroperasi pada 2023.
Selain berkolaborasi di Echo, proyek lain koneksi Facebook yakni Bifrost. Proyek Bifrost ini akan menghubungkan negara kota Asia Tenggara ke pantai barat AS dalam rentang 15.000 kilometer. Proyek tersebut ditarget rampung pada 2024.
Facebook, raksasa jejaring sosial yang berbasis di Menlo Park, California, memiliki proyek pusat data senilai US$1 miliar di Singapura. Singapura merupakan salah satu investasi terbesar Facebook di kawasan Asia.
Facebook menyatakan Echo dan Bifrost akan menyediakan beragam kapasitas bawah laut yang penting untuk mendukung pertumbuhan digital Singapura dan hub konektivitas.