IMG_6838.jpeg
Bursa Saham

XLSmart (EXCL) Berpotensi Raup Pendapatan Rp45,4 Triliun, Berapa Target Sahamnya?

  • Merger ini menargetkan penyelesaian pada semester I-2025, dengan XL Axiata bertindak sebagai entitas yang bertahan (surviving entity) dan berganti nama menjadi XLSmart. Axiata dan Sinarmas akan menjadi pengendali utama dengan kepemilikan masing-masing sebesar 34,8%.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Konsolidasi besar di industri telekomunikasi Indonesia tengah berlangsung, dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), dan PT Smart Telcom (SmartTel) resmi mengumumkan rencana merger senilai US$6,5 miliar.

Langkah ini diyakini akan membawa dampak besar bagi dinamika pasar telekomunikasi tanah air, memperkuat persaingan, dan meningkatkan efisiensi operasional.

Merger ini menargetkan penyelesaian pada semester I-2025, dengan XL Axiata bertindak sebagai entitas yang bertahan (surviving entity) dan berganti nama menjadi XLSmart. Axiata dan Sinarmas akan menjadi pengendali utama dengan kepemilikan masing-masing sebesar 34,8%. 

Penggabungan ini tidak hanya sekadar memperbesar skala bisnis, tetapi juga memosisikan XLSmart sebagai salah satu pemain utama di industri telekomunikasi nasional.

Sinarmas akan mengakuisisi 13,1% saham XLSmart dari Axiata dengan nilai US 475 juta atau Rp3.150 per saham. Angka itu mencerminkan premi sebesar 40% dari harga saham EXCL saat ini. Langkah strategis ini menunjukkan kepercayaan terhadap potensi pertumbuhan XLSmart pasca-merger.

“Merger ini akan memperkuat kinerja keuangan dan profitabilitas XLSmart dalam jangka panjang serta meningkatkan posisi XL di pasar,” ujar Paulus Jimmy, analis Sucor Sekuritas, dalam riset yang dikutip pada Kamis, 12 Desember 2024.

Sucor Sekuritas pun mempertahankan rekomendasi beli untuk saham EXCL dengan target harga Rp3.500, mencerminkan optimisme terhadap sinergi yang akan dihasilkan.

Proyeksi Pasar dan Performa XLSmart

Tidak hanya itu, entitas baru, PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk, diproyeksikan mencatatkan pendapatan sebesar Rp45,4 triliun atau US$ 1,4 miliar. Angka ini merupakan gabungan pendapatan XL Axiata dan Smartfren pada kuartal III-2024, masing-masing sebesar Rp33,8 triliun dan Rp 11,6 triliun. XLSmart juga akan mengelola 94,51 juta pelanggan seluler dengan pangsa pasar sebesar 27%, mendekati posisi kedua terbesar di industri.

EBITDA pasca-merger diperkirakan mencapai Rp 22,4 triliun, mencerminkan efisiensi operasional dan potensi keuntungan yang signifikan. “Kami akan menjadi perusahaan yang cukup besar, hampir mendekati posisi nomor dua di pasar berdasarkan jumlah pelanggan,” ungkap Vivek Sood, Group Chief Executive Officer Axiata Group, dalam konferensi pers di Jakarta.

Merger ini diyakini akan mengubah struktur persaingan di pasar telekomunikasi Indonesia. Dengan konsolidasi ini, sektor seluler diperkirakan akan mengarah ke pasar yang didominasi tiga pemain besar. Hal ini memberikan peluang bagi XLSmart untuk bersaing lebih agresif melalui pengembangan layanan, inovasi teknologi, dan penetrasi pasar yang lebih luas.

Penggabungan ini menegaskan pentingnya efisiensi skala dalam menghadapi tantangan industri telekomunikasi yang semakin kompetitif. Di tengah persaingan sengit, konsolidasi seperti ini menjadi langkah strategis untuk mempertahankan pertumbuhan di masa depan.