Komisaris Krakatau Sarana Infrastruktur  (KSI) Roy Maningkas (kanan) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kiri).
Industri

Yakin Tak Bangkrut Bulan Ini, Komisaris Krakatau Berani Taruhan dengan Erick Thohir Rp1 Miliar

  • Komisaris Krakatau Sarana Infrastruktur Roy Maningkas menantang Menteri BUMN Erick Thohir taruhan Rp1 miliar jika Krakatau Steel bangkrut bulan ini.

Industri

Daniel Deha

JAKARTA - Komisaris Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) Roy Maningkas berani membuat taruhan dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebesar Rp1 miliar jika PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) bangkrut bulan ini.

"Sebagai komisaris subholding KSI, saya meminta Menteri BUMN untuk bertaruh Rp1 miliar. Jika KS bangkrut bulan ini, saya akan bayar Pak Menteri. Sebaliknya jika KS (Krakatau Steel) tetap bertahan tanpa melakukan yang diminta Pak Menteri, uang Rp1 miliar itu akan saya sumbangkan ke kaum dhuafa," ujarnya dalam keterangan pers, Senin, 6 Desember 2021.

Roy mengatakan Krakatau Steel memang dalam kondisi sulit. Namun manajemen telah berbuat yang terbaik dan sekarang kondisinya sudah mulai membaik. Sebagai aset strategis, seharusnya Krakatau Steel diperlakukan dengan strategis pula. Jangan sampai hanya karena ada motif tertentu, KRAS menjadi korban dari kepentingan tertentu.

“Saya pernah menjadi komisaris di KS dan sekarang di subholding KSI. Saya percaya dan yakin, KS tidak seburuk yang disampaikan oleh Menteri BUMN,” kata Roy.

Dia menambahkan, dalam menyelesaikan kewajiban KS kepada sejumlah krediturnya, perusahaan telah memiliki sejumlah rencana. Termasuk melepas kepemilikan saham di KSI hingga 40%.  Akan tetapi, belakangan muncul permintaan agar penjualan KSI hingga sampai 70% saham sampai tahun 2023. 

Menurut Roy, strategi tersebut yang justru akan merugikan Krakatau Steel sebagai pemegang saham mayoritas. Karena KSI merupakan aset penting dan cashcow dari KRAS. Bahkan saat ini sekitar 50% EBITDA KS berasal dari KSI.

Roy menegaskan, sesungguhnya dia tidak suka bertaruh. Tapi hal itu terpaksa dia lakukan untuk meyakinkan rakyat bahwa transaksi ini tidak beres.

Menurut Roy, dia tidak menolak divestasi KSI. Tapi jika divestasi harus dilakukan hingga 70%, hal itu pasti akan merugikan Krakatau Steel dan negara.

"Menurut saya, Pak Menteri juga nggak jujur kalau ngomong yang mau beli KSI cuma INA (Indonesia Investment Authority). Tolong, dahulukan kepentingan negara, bukan kelompok apalagi individu," tandasnya.

Pada 2 Desember lalu, Erick mengatakan di depan Komisi VI DPR RI bahwa untuk menyelamatkan Krakatau Steel ada tiga langkah. Sayangnya, langkah ketiga yang dilakukan macet.

Demikian halnya dengan upaya restrukturisasi berupa negosiasi ulang dengan Pohang Steel and Iron Company (Posco) juga tidak mudah dilakukan.

"Tapi memang salah satunya yang sekarang ini krusial, kalau ketiga gagal, kedua gagal, dan pertama gagal maka Desember ini (Krakatau Steel) bisa default," kata Erick.

Erick mengungkapkan bahwa kemungkinan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau INA akan berinvestasi di Krakatau Steel.

“Salah satunya sebenarnya kita mengundang, ini bukan jeruk makan jeruk ya, INA untuk berinvestasi, INA sebenarnya kan kita juga untuk investasi, sehingga barangnya enggak lari ke luar,” ungkapnya.