Seorang Pria Memegang Sebatang Rokok di Tangannya di London, Inggris (Reuters/Maja Smiejkowska)
Dunia

Yayasan Penelitian Nikotin Setop Terima Dana dari Philip Morris

  • PMI memberikan hibah akhir sebesar US$122,5 juta pada bulan September, setara dengan sekitar tiga setengah tahun pendanaan berdasarkan jumlah yang dijanjikannya kepada yayasan setiap tahun antara tahun 2022 dan 2029.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Sebuah yayasan penelitian yang awalnya didirikan oleh Philip Morris International (PMI) (PM.N) tidak akan lagi menerima dana apa pun dari industri nikotin. Hal itu untuk meningkatkan kredibilitas terhadap para pendukung pengendalian tembakau.

Foundation for a Smoke-Free World didirikan pada tahun 2017 dengan dukungan dari PMI, yang berjanji untuk menyediakan puluhan juta dolar setiap tahun selama 12 tahun agar tetap berjalan.

PMI memberikan hibah akhir sebesar US$122,5 juta pada bulan September, setara dengan sekitar tiga setengah tahun pendanaan berdasarkan jumlah yang dijanjikannya kepada yayasan setiap tahun antara tahun 2022 dan 2029.

“Yayasan tersebut sekarang akan mengubah citra dan menemukan penyandang dana baru dari luar industri,” ujar Cliff Douglas dalam sebuah wawancara, dikutip dari Reuters, Selasa, 28 November 2023.

Douglas, seorang advokat pengendalian tembakau yang telah lama bergiat dalam bidang tersebut dan bergabung dengan yayasan tersebut pada bulan Oktober, menyatakan keinginannya untuk melihat yayasan tersebut kembali diakui sebagai pelaku kredibel dalam mengakhiri kebiasaan merokok.“Segala keraguan mengenai kemandirian kami dapat dipastikan sirna,” ujarnya.

Douglas menunjuk sejumlah pendukung pengendalian tembakau yang terdengar positif tentang arah baru yayasan tersebut. Namun, kelompok lain tetap skeptis tentang apakah itu dapat mengatur ulang citranya.

“Apakah benar atau tidak, Douglas akan dianggap sedang mengejar agenda PMI, bukan agenda kesehatan masyarakat,” kata Deborah Arnott, chief executive dari organisasi kesehatan Inggris ASH, menambahkan bahwa peran yayasan tersebut telah tercemar tanpa harapan oleh pendanaan dari PMI.

Yolonda Richardson, presiden dan CEO Campaign for Tobacco Free Kids, mengatakan menggelikan bagi yayasan untuk mengklaim independensi setelah menerima pembayaran besar dari PMI. “Tujuannya yang dinyatakan masih selaras dengan kepentingan perusahaan,” tambahnya.

Yayasan tersebut mengatakan misinya adalah untuk mengakhiri kebiasaan merokok termasuk melalui penelitian yang bertujuan membantu perokok berhenti atau beralih ke produk alternatif.

Promosi produk pengganti rokok bagi mereka yang tidak dapat berhenti, yang dikenal sebagai pendekatan pengurangan risiko dan didukung oleh sejumlah pemerintah dan industri tembakau, sangat kontroversial.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan vape, misalnya, berbahaya bagi kesehatan. Orang lain khawatir bahwa pengguna baru bisa menjadi kecanduan nikotin.