Yen Anjlok Lagi, Industri di Jepang Kelabakan
- Mizuho Research & Technologies mengungkap perusahaan besar dengan modal 1 miliar Yen atau sekitar Rp102 triliun (kurs Rp102) atau lebih diperkirakan akan mengalami peningkatan laba sebesar 1,9%
Dunia
TOKYO - Pelemahan yen terhadap dolar Amerika Serikat memberikan dampak yang bervariasi bagi perusahaan Jepang, tergantung pada ukuran modal dan kekuatan kapital masing-masing perusahaan.
Dilansir Japan News, Kamis, 27 Juli 2024, Lembaga riset dan konsultan asal Jepang, Mizuho Research & Technologies mengungkap perusahaan besar dengan modal 1 miliar Yen atau sekitar Rp102 triliun (kurs Rp102) atau lebih diperkirakan akan mengalami peningkatan laba sebesar 1,9%.
Peningkatan laba tersebut terjadi disebabkan oleh peningkatan ekspor yang didorong oleh pelemahan yen yang membuat produk Jepang lebih kompetitif dan lebih murah di pasar internasional.
Sebaliknya, perusahaan kecil dengan modal antara 10 juta Yen hingga 100 juta Yen atau sekitar Rp1 miliar hingga Rp10 miliar diperkirakan akan mengalami penurunan laba sebesar 1,3%.
Perusahaan kecil ini diperkirakan akan menghadapi kesulitan untuk menyeimbangkan kenaikan biaya impor dengan volume ekspor yang lebih kecil dan investasi luar negeri yang terbatas.
Kondisi ini membuat mereka lebih rentan terhadap fluktuasi nilai tukar dan biaya bahan baku yang lebih tinggi.
- Dibela Asperindo, Shopee Justru Akui Lakukan Monopoli Jasa Pengiriman
- Industri Tekstil Lesu, "Oknum" Pelaku Impor Penyebabnya
- Utang Jepang Lebih Besar dari Indonesia, Tetapi Kenapa Lebih Aman?
Pekerja di perusahaan kecil diperkirakan juga akan mengalami pertumbuhan pendapatan yang lebih lambat, mengingat perusahaan tempat mereka bekerja menghadapi tantangan keuangan yang lebih besar.
Dukungan pemerintah Jepang yang lebih kuat untuk perusahaan kecil dapat membantu meningkatkan konsumsi domestik, yang pada akhirnya mendukung perekonomian negara secara keseluruhan.
Pemerintah Jepang juga direkomendasikan menerapkan kebijakan bank sentral untuk mencegah depresiasi yen yang berlebihan.
Yen Makin Anjlok
Nilai tukar Yen Jepang terhadap dolar Amerika Serikat telah mengalami fluktuasi yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Hal tersebut mencerminkan ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan moneter. Pada awalnya, yen mencapai titik terendah yang mengkhawatirkan yakni menyentuh level 160,03 per dolar AS .
Posisi tersebut belum pernah terjadi sejak April 1990 ketika mencapai 160,15, berdasarkan data dari FactSet.
- Dibela Asperindo, Shopee Justru Akui Lakukan Monopoli Jasa Pengiriman
- Industri Tekstil Lesu, "Oknum" Pelaku Impor Penyebabnya
- Utang Jepang Lebih Besar dari Indonesia, Tetapi Kenapa Lebih Aman?
Namun, situasi ini tidak bertahan lama, memasuki pertengahan bulan Mei, mata uang Jepang menunjukkan tanda-tanda pemulihan, menguat hingga diperdagangkan sekitar 156,5 terhadap dolar.
Meskipun sempat menguat, tren pelemahan kembali terlihat menjelang akhir Juni, Yen dilaporkan kembali melemah ke level 160 per dolar AS per hari ini, Rabu, 26 Juni 2024.
Volatilitas ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku ekonomi dan pembuat kebijakan Jepang, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap daya saing ekspor, biaya impor, dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Para analis terus memantau faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar ini, termasuk kebijakan Bank of Japan, kondisi ekonomi global, dan potensi intervensi pemerintah di pasar valuta asing.