<p>Karyawan menunjukkan uang Dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu Bank BUMN di Jakarta, Selasa 2 Juni 2020. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat cukup signifikan, pada penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 195 poin atau 1,33 persen ke level Rp14.415 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,039 poin atau 0,04 persen ke level 97,869 pada pukul 14.53 WIB. New Normal yang akan diberlakukan secara bertahap dianggap menjadi sentimen positif terhadap pergerakan pasar saat ini. Foto: Ismail pohan/TreAsia</p>
Pasar Modal

Yield Obligasi AS Lebih Menarik, Lelang Sukuk Sepi Peminat

  • Pemerintah mengantongi Rp2,65 triliun dari hasil lelang tambahan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Jumlah ini masih di bawah target.

Pasar Modal
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Pemerintah mengantongi Rp2,65 triliun dari hasil lelang tambahan (greenshoe option) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara, Rabu 7 April 2021. Lelang hari ini merupakan buntut dari hasil lelang Selasa, 6 April 2021 yang berada di bawah target indikatif.

Menurut Head of Global Markets Bank Mega Ralph Birger Poetiray, menurunnya antusiasme terhadap Surat Berharga Negara (SBN), termasuk sukuk, dipengaruhi oleh dinamika imbal hasil atau yield obligasi Amerika Serikat.

Untuk diketahui, yield obligasi Amerika Serikat untuk tenor 10 tahun berada di angka 1,7%. Angka ini, kata Ralph, masih bisa naik hingga 2% di tahun ini.Hal ini yang dapat memicu pemerintah untuk menaikkan yield Surat Berharga Negara (SBN) untuk menarik investor.

“Dari sudut pandang investor asing, kalau yield  SBN ini naik, mereka akan masuk dan bisa menjadi turning point mengingat porsi asing di SBN mencapai 22%,” kata Ralph dalam suatu gelar wicara (talk show), Rabu 7 April 2021.

Untuk diketahui, terdapat lima seri sukuk negara dalam lelang tambahan ini, antara lain PBS027, PBS017, PBS029, PBS004, dan PBS028. Untuk diketahui, seri PBS017 dan PBS027 sebelumnya juga diperdagangkan pada lelang Selasa, 6 April 2021.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) mengungkap jumlah penawaran yang masuk pada lelang tambahan kali ini sebesar Rp3,38 triliun.

Seri PBS004 kali menjadi primadona karena dimenangkan dengan nominal tertinggi yakni Rp847 miliar. Seri yang jatuh tempo pada 15 Februari 2037 ini diketahui mendapat yield atau imbal rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,6%.

Kemudian ada seri PBS017 yang dihargai Rp705 miliar. PBS017 memiliki yield tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,12% yang akan jatuh tempo pada 15 Oktober 2025. Adapun seri PBS029 dan PBS028 masing-masing dimenangkan pada nominal Rp649 milar dan Rp687 miliar.

Sementara seri PBS027 tenor dua tahun dimenangkan dengan nominal Rp399 miliar. PBS027 dengan yield tertimbang yang dimenangkan sebesar 4,9% ini menjadi seri termurah yang dicaplok investor.

Secara keseluruhan, pemerintah telah mengantongi Rp9,95 triliun dari dua lelang sukuk negara kali ini. Hasil ini kurang menggembirakan karena berada di bawah target indikatif sebesar Rp10 triliun. (LRD)