Volodymyr Zelenskyy
Dunia

Zelenskiy: Tak Ada Toleransi untuk Pengkhianatan dan Korupsi di Ukraina

  • Langkah-langkah ini merupakan elemen utama dalam proses panjang untuk mendapatkan keanggotaan Uni Eropa.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, tidak akan menoleransi adanya korupsi atau pengkhianatan dalam urusan negara. Pernyataan tegas itu disampaikan di tengah negara yang sedang berjuang mencari cara untuk mempertahankan diri dari Rusia.

Zelenskiy membuat ajakan anti-korupsi dalam pidato video malamnya ketika dua kasus penting terungkap, akan penangkapan seorang pejabat perekrutan militer yang dituduh melakukan penggelapan massal dan seorang anggota parlemen yang dituduh berkolaborasi dengan Rusia.

Bulan lalu, Presiden mengumumkan rencana untuk melakukan audit terhadap kantor militer guna mencoba mengeliminasi korupsi. Langkah tersebut merupakan bagian dari kebijakan yang telah lama berlangsung untuk membersihkan departemen militer dan pemerintahan.

Ukraina ingin menunjukkan kepada pendukung-pendukung Baratnya bahwa mereka serius mengatasi korupsi yang sudah merajalela. Langkah-langkah ini merupakan elemen utama dalam proses panjang untuk mendapatkan keanggotaan Uni Eropa.

Menurut Zelenskiy, rakyat Ukraina yang mendukung upaya perang merasa marah terhadap praktik-praktik korupsi tersebut. “Izinkan saya memberi peringatan kepada seluruh anggota parlemen, pejabat, dan semua yang bekerja sebagai pegawai negeri,” ujarnya, dilansir dari Reuters, Rabu 26 Juli 2023.”

Pasukan Rusia menyerbu Ukraina pada Februari 2022. Sejak itu perang telah menewaskan ribuan warga sipil dan personel militer, mengungsikan jutaan orang, dan menghancurkan kota-kota Ukraina.

Keanggotaan Uni Eropa

Zelenskiy menyatakan ia tidak akan lagi menoleransi mereka yang "karena beberapa keuntungan pribadi" menolak mendukung legislasi yang diperlukan bagi Ukraina untuk memulai kampanye panjangnya dalam mengamankan keanggotaan Uni Eropa. “Saya tidak ingin melihat penolakan semacam itu lagi," katanya.

Sebelumnya, otoritas hukum menyatakan kepala pusat rekrutmen militer di bagian selatan Ukraina yang dituduh melakukan korupsi dan penggelapan telah diperintahkan untuk ditahan dalam tahanan pra-sidang, dengan jaminan sebesar setara dengan lebih dari US$4 juta.

Badan Nasional Pencegahan Korupsi Ukraina menyatakan Yevhen Borysov, kepala kantor perekrutan militer di Odesa, dituduh memperoleh dana sebesar sedikit lebih dari US$5 juta. Dalam beberapa bulan terakhir, media Ukraina telah melaporkan tentang bagaimana keluarganya memperoleh properti di Spanyol.