Zelensky Gagal Bawa Pulang Rudal Idaman dari Amerika
- Ukraina sudah lama mendambakan mendapat bantuan ATCMS. Rudal yang memiliki jangkauan sekitar 300 km dan ditembakkan dari sistem Himars
Dunia
WASHINGTON- Presiden Amerika Joe Biden telah menyetujui paket dukungan baru untuk Ukraina. Tidak ada army tactical missile system (ATACMS) yang mereka harapkan.
Pengumuman paket bantuan baru disampaikan biden setelah bertemu dengan Volodymyr Zelensky di Gedung Putih Kamis 21 September 2023. Bantuan senilai US$325 juta itu mencakup beberapa jenis senjata.
Mereka antara lain rudal antipesawat AIM-9M yang tidak disebutkan jumlahnya, tambahan amunisi Himars dan sistem pertahanan udara Avenger. Bantuan lain juga mencakup senapan mesin kaliber 50 untuk melawan drone, amunisi artileri 105 dan 155 mm termasuk peluru cluster dan lebih dari tiga juta amunisi senjata ringan. Juga ada sistem anti-tank Javelin dan AT-4 dan 60 kendaraan taktis.
Ukraina sudah lama mendambakan mendapat bantuan ATCMS. Rudal yang memiliki jangkauan sekitar 300 km dan ditembakkan dari sistem Himars. Sejauh ini Himars yang diberikan ke Ukraina dipersenjatai roket dengan jangkauan sekitar 80 km.
Sebelum pengumuman Biden, penasihat keamanan Gedung Putih Jack Sullivan mengatakan senjata itu tidak masuk dalam daftar senjata yang akan dikirim. Tetapi akan tetap menjadi hal yang dibicarakan untuk masa depan.
- Kementerian KLHK: Peningkatan Produksi Migas Harus Sejalan dengan Pengurangan Emisi Karbon
- Posisi Geografis Indonesia jadi Faktor Menarik Bagi Investor
- AFPI dan Smesco Tandatangani MoU untuk Permudah Akses Pembiayaan Produktif bagi UMKM
Biden dalam pernyataannya mengatakan Amerika akan terus membantu Ukraina. “Ini karena Rusia sendiri yang menghalangi perdamaian,” katanya. Dia juga menambahkan bahwa Putin sedang mencari senjata dari Iran dan Korea Utara.
Biden mengatakan bantuan terbarunya berfokus pada pertahanan udara, serta pengiriman tank Abrams ke Ukraina. Fokus pada peguatan pertahanan udara bisa jadi pilihan tepat terutama untuk menghadapi musim dingin. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, Rusia menggunakan musim ini untuk melakukan serangan udara besar-besaran. Terutama menargetkan infrastruktur energi.
Ini juga diakui Zelenskyy. Secara singkat menambahkan bahwa Amerika akan meningkatkan pertahanan udara negaranya selama bulan-bulan musim dingin.
Namun sejumlah pihak menilai tidak masuknya ATACMS, setidaknya untuk saat ini juga merupakan tanda terbaru dari terbatasnya bantuan. Bahkan dari Biden yang telah memimpin aliansi Barat dengan lebih efektif dibandingkan presiden Amerika lainnya sejak berakhirnya Perang Dingin.
Perubahan Amerika
Secara umum kunjungan Zelensky ke Amerika memang telah menunjukkan perubahan. Situasinya sangat berbeda dengan ketika Zelenskyy melakukan kunjungan ke Washington sekitar sembilan bulan lalu.
Tidak seperti kunjungan pertamanya ke Gedung Kongres Amerika Serikat, Zelenskyy menghadapi kongres yang cenderung tidak mendukung upaya perang. Terutama dengan paket bantuan dalam jumlah besar, meskipun ada janji dari para petinggi Partai Demokrat untuk berdiri di belakang Ukraina.
Sejak invasi besar-besaran Rusia dimulai pada tahun 2022, Amerika telah memberikan paling banyak dana dibandingkan negara mana pun untuk membantu Ukraina. Dan sebagian besar dukungan tersebut berbentuk bantuan militer.
Kongres Amerika sendiri telah menyetujui bantuan senilai lebih dari US$113 miliar. Namun terakhir kali Kongres memberikan suara mengenai paket bantuan adalah pada bulan Desember. Dan kendali Kongres telah berpindah tangan dari Partai Demokrat ke Partai Republik.
Namun demikian, Biden telah meminta Kongres untuk menyetujui tambahan US$24 miliar untuk bantuan Ukraina. Sebuah permintaan yang ditolak oleh Partai Republik, terutama dari sayap kanan.
Beberapa pihak bahkan menyerukan pemotongan pendanaan untuk Ukraina. Ini demi kepentingan dalam negeri dan membatasi belanja pemerintah.
Media Amerika melaporkan bahwa Pemimpin Mayoritas Kongres Kevin McCarthy menolak permintaan Zelenskyy untuk berpidato di sidang gabungan Kongres selama kunjungannya. Sesuatu yang dilakukannya pada Desember 2022 lalu. Dan ketika pemimpin Ukraina bertemu dengan anggota parlemen dari kedua belah pihak, sebanyak 28 anggota Kongres dari Partai Republik menandatangani surat yang menentang pengeluaran tambahan untuk Ukraina.
- Kedamaian dari Dalam, Berikut Tips Atasi Cemas dan Stres
- Kisah Napoleon Terguncang dan Pucat Setelah Keluar dari Makam Fir'aun
- 6 Makanan dengan Kandungan Protein Lebih dari Telur
Surat itu menyebutkan rakyat Amerika berhak mengetahui penggunaan uang mereka. “Bagaimana serangan balasannya? Apakah Ukraina lebih dekat dengan kemenangan dibandingkan 6 bulan lalu? Apa strategi kita, dan apa rencana keluarnya presiden?” demikian bunyi surat itu.
Namun Partai Demokrat di Kongres tetap mendukung bantuan untuk Ukraina. Mereka menegaskan komitmen partai tersebut untuk berdiri di belakang negara yang dilanda perang tersebut.
Biden kemudian menyuarakan sentimen tersebut pada pertemuan Kabinet Gedung Putih. Menurutnya seluruh dunia mempunyai kepentingan untuk memastikan bahwa tidak ada negara, tidak ada agresor, yang boleh mengambil wilayah negara tetangganya dengan paksa. Dia menegaskan Amerika tidak akan pernah goyah dalam komitmen mereka terhadap nilai-nilai tersebut.
Penampilan Zelensky di Amerika kali ini juga tidak begitu gemilang. Al Jazeera menulis, warga Amerika melihat sekilas dampak buruk perang brutal terhadap pemimpin yang melakukan perlawanan terhadap invasi Rusia. Kadang-kadang, mantan komedia yang berubah menjadi pahlawan masa perang itu tampak kelelahan dan tidak tersenyum. Dalam sebuah wawancara dengan CNN, ia mengakui tekanan pribadi dalam kehidupannya karena menjadi target utama Rusia.
Dan saat tampil di depan umum, kesabaran Zelensky terkadang juga melemah. Terutama ketika mencaci-maki PBB karena gagal melindungi anggotanya dari agresi.
Skeptisisme juga dipicu oleh kegagalan serangan balasan Ukraina untuk mematahkan invasi Rusia. Harapan apapun terhadap kesepakatan perdamaian jangka panjang dilemahkan oleh tekad Ukraina untuk memulihkan wilayah yang hilang. Juga oleh sejarah Rusia yang mengabaikan gencatan senjata di wilayah tersebut.
Putin juga mempunyai insentif untuk menjaga perang tetap berjalan. Hal ini penting untuk prestise dan keinginannya untuk menciptakan kembali pengaruh Rusia yang lebih besar. Dia mungkin juga menunggu untuk melihat apakah aka nada peralihan kekuasaan di Gedung Putih yang dapat membuat perang bsia diakhiri sesuai keinginannya.
Hal ini berarti jaminan Biden untuk tetap bersama Zelensky selama diperlukan mungkin tidak sekuat dulu. Dengan belum adanya tanda-tanda berakhirnya perang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II, nasib Ukraina tampaknya semakin sejalan dengan nasib politik Biden sendiri.