Zenius Tutup Sementara, Simak Perjalanannya dari Awal Berdiri
- Dikutip dari keterangan resmi Zenius Education yang diunggah oleh akun Twitter @ecommurz pada hari Kamis, 4 Januari 2024, perusahaan yang bergerak di bidang edutech tersebut menyatakan bahwa pihaknya menghentikan operasi secara sementara karena adanya tantangan operasional.
Tekno
JAKARTA – PT Zona Edukasi Nusantara (Zenius Education) menyatakan bahwa pihaknya menutup sementara layanannya setelah 20 tahun lamanya beroperasi.
Dikutip dari keterangan resmi Zenius Education yang diunggah oleh akun Twitter @ecommurz pada hari Kamis, 4 Januari 2024, perusahaan yang bergerak di bidang edutech tersebut menyatakan bahwa pihaknya menghentikan operasi secara sementara karena adanya tantangan operasional.
Dalam keterangan tersebut, tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai perkiraan rentang waktu penghentian operasi sementara ini.
“Kami menyadari bahwa keputusan ini akan mengecewakan banyak pihak, terutama para pengguna setia kami yang telah mendukung dan mempercayai kami selama ini. Untuk itu, kami meminta maaf dan berterima kasih kepada para pengguna dan mitra atas kepercayaan yang telah diberikan,” tulis manajemen Zenius Education, dikutip Kamis, 4 Juni 2024.
- Indika Energy (INDY) Dapatkan Pinjaman Rp4,64 Triliun dari Bank Mandiri dan BNI
- Jaringan Indosat di Jateng DIY Telah Pulih, Pelanggan IM3 dan Tri Raih Kuota 1 GB Gratis
- Alasan ADMR Akuisisi Alam Tri Cakra Indonesia dari ADRO dengan Transaksi Rp376 Miliar
Perjalanan Zenius Education
2004
Zenius Education adalah sebuah perusahaan edukasi berbasis teknologi yang berfokus pada penyediaan materi belajar daring untuk siswa di Indonesia.
Zenius Education didirikan pada tahun 2004 oleh Sabda PS dan Medy Suharta. Perusahaan ini didirikan dengan tujuan menyediakan sumber belajar yang berkualitas dan mudah diakses bagi siswa di Indonesia.
Dalam perkembangannya, Zenius berfokus pada berbagai mata pelajaran, mulai dari matematika, fisika, kimia, biologi, hingga pelajaran lainnya.
Kedua founder Zenius Education mulai memformulasikan kerangka belajar yang mereka usung dan menerapkannya di beberapa bimbingan belajar (bimbel) di Jakarta.
2005-2006
Zenius Education berinisiatif untuk mempermudah akses pelajaran bagi audiens dengan membuat rekaman pelajaran yang dipasarkan dalam bentuk CD dan DVD.
2007
PT Zona Edukasi Nusantara resmi berdiri dengan mengusung merek Zenius Education dan berbadan hukum sebagai perseroan terbatas.
2009
Pada tahun 2009, Zenius berhasil mendapatkan pendanaan sebesar US$20 juta (Rp300 miliar dalam asumsi kurs Rp15.000 per-dolar Amerika Serikat/AS) dari Northstar Group, sebuah perusahaan modal ventura yang dipimpin oleh Patrick Walujo.
2010
Untuk semakin memperluas jangkauan, pada tahun ini Zenius Education meluncurkan situs pembelajaran online dengan alamat zenius.net.
2011
Produk Zenius Xpedia 2.0 diperkenalkan untuk memfasilitasi proses belajar online dan offline.
- 3 Rekomendasi Film Netflix untuk Ditonton Saat Akhir Tahun
- Prediksi Tren Pemasaran Digital Tahun 2024: Pengalaman Terpersonalisasi dan Pemanfaatan AI Akan Lumrah
- Erajaya Suntik Modal Anak Usaha jadi Rp399,59 M
2017
Salah satu pencapaian besar Zenius Education terjadi pada tahun 2017 ketika zenius.net dikunjungi 2.000.000 kali dalam sebulan, menjadikan Zenius sebagai perusahaan edutech pertama yang masuk ke dalam Top 10 Startup di Indonesia versi startupranking.com.
2019
Pada Juli 2019, Zenius melangkah lebih jauh dengan meluncurkan Zenius App, memungkinkan pengguna untuk mengakses semua materi dan fitur belajar melalui platform mobile, tersedia di Play Store dan App Store. Langkah ini menjadikan proses belajar semakin fleksibel dan mudah diakses kapan saja dan di mana saja.
Pada Desember 2019, Zenius menciptakan gebrakan signifikan dengan menjadi satu-satunya platform belajar online yang bebas akses dan bebas biaya.
2020
Pada Januari 2020, Zenius berhasil meraih pendanaan Seri A sebesar US$20 juta (Rp300 miliar) yang berasal dari Northstar Group, Kinesys Group, dan BeeNext.
2022
Pada awal 2022, Zenius memperoleh pendanaan lebih dari US$40 juta (Rp600 miliar) MDI Ventures, Northstar Group, Alpha JWC, Openspace Ventures, dan Beacon Venture Capital.
Namun, di tahun ini, Zenius telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dua kali. PHK pertama terjadi pada bulan Mei, di mana lebih dari 200 karyawan atau sekitar 25% dari total karyawan dipangkas.
Kemudian, PHK kedua dilakukan pada bulan Agustus, namun jumlah karyawan yang terkena dampak tidak diungkapkan.
Studi RevoU mencatat 10 perusahaan dengan pertambahan jumlah karyawan terbanyak dalam rentang waktu Mei 2021-2022. Di daftar tersebut, Zenius menempati peringkat kedelapan dengan penambahan 599 orang dari 606 menjadi 1.205 karyawan.
Untuk kategori persentase pertumbuhan karyawan baru terbanyak dalam rentang waktu yang sama, Zenius menempati peringkat ketujuh dengan persentase 100%.