Rodnae Production
Gaya Hidup

Apakah Waktu Luang Bisa Membawa Kebahagiaan?

  • Hal ini kemudian melatarbelakangi penelitian mengenai berapa jumlah waktu luang yang optimal untuk kebahagiaan kita?
Gaya Hidup
Rumpi Rahayu

Rumpi Rahayu

Author

JAKARTA - Memiliki waktu luang yang banyak tentu dambaan semua orang. Itulah mengapa hari libur kerap ditunggu-tunggu. 

Mulai dari bangun tidur, Anda mulai menikmati sarapan santai, menghabiskan waktu dengan membaca buku atau bermain dengan anjing piaraan. Menjelang sore tiba, Anda mulai bosan. 

Jika Anda pernah merasa seperti ini, maka Anda tidak sendirian. Memiliki waktu luang tanpa batas tidak semenyenangkan itu. 

Banyak pensiunan yang awalnya menikmati waktu senggang mereka, namun beberapa minggu kemudian merindukan pekerjaan yang mereka tinggalkan. Pekerjaan yang bisa memberikan rasa produktivitas, tujuan dan makna hidup mereka. 

Hal ini kemudian melatarbelakangi penelitian mengenai berapa jumlah waktu luang yang optimal untuk kebahagiaan kita?

Para peneliti berusaha menjawab pertanyaan ini dengan melibatkan puluhan ribu peserta untuk survei. Survei dilakukan untuk mengumpulkan data tentang bagaimana mereka menghabiskan waktu dan seberapa bahagia mereka. 

Dikutip TrenAsia.com dari laman resmi Psychology Today, berikut ini adalah tiga kesimpulan utama dari survei tersebut. 

1. Memiliki Waktu Luang Kurang dari Dua Jam Per Hari Menyebabkan Stres dan Tidak Bahagia 

Tim peneliti menemukan bahwa waktu luang kurang dari dua jam perhari tidak cukup untuk membuat seseorang bahagia

Peserta dengan waktu luang kurang dari dua jam per hari melaporkan peningkatan stres. 

Temuan ini menunjukkan bahwa terlalu sibuk mengurangi kebahagiaan dan mengarah pada kesimpulan bahwa semakin banyak waktu luang, semakin baik juga efeknya untuk seseorang. 

Namun, penelitian tidak menunjukkan itu. 

2. Memiliki Waktu Luang Lebih dari Lima Jam per Hari Menyebabkan Kurangnya Perasaan Produktif dan Mengurangi Kebahagiaan 

Anehnya, memiliki banyak waktu luang tidak serta-merta meningkatkan kebahagiaan seseorang. 

Karena ternyata, orang-orang memperoleh rasa senang karena menjadi produktif dan mampu menyelesaikan tugas. Rasa senang tersebut akan hilang ketika mereka hanya bersantai dan menonton film sepanjang hari di rumah. 

Memiliki waktu senggang yang berlebihan secara terus-menerus akan merusak kebahagiaan karena memicu kebosanan. 

3. Penting untuk Diperhatikan Bagaimana Cara Kita Menghabiskan Waktu Luang

Kesimpulan terakhir dari penelitian ini adalah bahwa ada dua aspek penting dalam hal bagaimana kita menghabiskan waktu luang. 

Pertama, ketika waktu luang digunakan dengan cara yang lebih produktif seperti bermain olahraga atau menjadi relawan, maka lima jam atau lebih per hari dapat meningkatkan kebahagiaan. 

Kedua, waktu luang yang dihabiskan untuk bersosialisasi dengan orang lain memiliki efek positif yang serupa. 

Sedangkan menghabiskan waktu luang selama lima jam atau lebih sendirian dapat menghambat kebahagiaan. 

Penelitian tahun 1989 menunjukkan bahwa pensiunan yang menjadi relawan atau bergabung dengan komunitas merasa lebih bahagia.