Berhasil Tekan Beban, Rugi Garuda Indonesia (GIAA) Susut 41 Persen Jadi Rp3,33 Triliun pada Kuartal I-2022
- Salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencatatkan kerugian yang menyusut pada kuartal I-2022.
Korporasi
JAKARTA - Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencatatkan perbaikan kinerja pada kuartal I-2022, dimana kerugian perusahaan susut menjadi US$224,66 juta atau setara dengan Rp3,33 triliun (asumsi kursi Rp14.860).
Dikutip dari laporan keuangan Garuda Indonesia, 1 Agustus 2022, kerugian perseroan pada periode sebelumnya atau kuartal I-2021 tercatat sebesar US$384,34 juta atau Rp5,71 triliun. Artinya kerugian Garuda Indonesia susut sebesar 41,54% pada kuartal I-2022.
- Super Langka, Ini 7 Uang Kertas Kuno Incaran Kolektor Berharga Miliaran
- Saratoga Borong Saham Perusahaan Sandiaga Uno Senilai Rp1,47 Triliun
- Gegara Migor dan Pungutan Ekspor CPO, BPDPKS Kehilangan Potensi Pendapatan hingga Rp16,8 Triliun
Susutnya kerugian perseroan diiringi dengan berkurangnya beban usaha perseroan pada kuartal pertama tahun ini.
Misalnya beban operasional penerbangan pada kuartal I-2022 susut menjadi US$300,70 juta atau sekitar Rp4,46 triliun, dibanding periode sebelumnya sebesar US$392,25 juta setara dengan Rp5,82 triliun atau turun sekitar 23,33%.
Kemudian beban pemeliharaan dan perbaikan tercatat sebesar US$108,82 juta setara Rp161,85 triliun, beban umum dan administrasi sebesar US$35,21 juta setara Rp523,73 miliar, beban bandara US$32,16 juta setara Rp478,36 miliar, serta beban tiket, penjualan, dan promosi sebesar US$24,31 juta setara Rp361,63 miliar per Maret 2022.
Pendapatan Garuda Indonesia belum sepenuhnya membaik. Kuartal I-2022 nilainya mencapai US$350,15 juta atau Rp5,20 triliun. Dibandingkan periode sama tahun 2021, sebesar US$353,07 atau Rp5,24 triliun pendapatan Garuda Indonesia turun 0,82%.
Pendapatan Garuda Indonesia pada kuartal I-2022 disokong oleh penerbangan berjadwal sebesar US$270,57 juta setara Rp4,02 triliun dan penerbangan tidak berjadwal US$24,07 juta setara Rp357,9 miliar, serta pendapatan lainnya US$55,50 juta setara Rp825,2 miliar.
Untuk rugi per saham dasar perseroan menjadi US$0,00868 setara Rp148,73 per Maret 2022 dari sebelumnya US$0,01485 setara Rp148,69 per kuartal I-2021.
Dari sisi neraca perseroan, total liabilitas per 31 Maret 2022 tercatat US$13,38 miliar setara Rp198,95 triliun atau naik dari sebelumnya US$13,30 miliar setara Rp197,76 triliun per 31 Desember 2021.
Kemudian untuk total ekuitas perseroan mengalami kenaikan menjadi US$6,33 miliar setara Rp94,15 triliun pada 31 Maret 2022 dari sebelumnya US$6,11 miliar setara Rp90,87 triliun per Desember 2021.
Total aset perseroan per Maret 2022 sebesar US$7,04 miliar setara Rp104,69 triliun dari sebelumnya US$7,19 miliar setara Rp106,93 triliun per Desember 2021.