Booth 360Kredi di FinExpo BIK Balikpapan, 3-6 Oktober 2024.
IKNB

Genjot Literasi di FinExpo BIK Balikpapan, 360Kredi Paparkan Masalah Keuangan yang Kerap Menjerat Anak Muda

  • gaya hidup FOMO (fear of missing out), YOLO (you only live once), dan FOPO (fear of other people’s opinion) merupakan faktor yang sering kali memicu masalah keuangan di kalangan anak muda.

IKNB

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja menggelar acara tahunan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 di Pentacity Mall dan E-Walk Mall, Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 3-6 Oktober 2024. Acara ini menghadirkan berbagai perusahaan teknologi finansial (fintech) dari seluruh Indonesia, termasuk 360Kredi, yang turut berpartisipasi dalam kegiatan FinExpo BIK Balikpapan 2024. 

Partisipasi 360Kredi dalam Mendukung Ekonomi Inklusif 

360Kredi turut ambil bagian dalam acara ini sebagai upaya dalam mendukung akses keuangan inklusif di Indonesia. Perusahaan ini berupaya memberikan layanan keuangan yang aman, cepat, dan mudah bagi masyarakat. Dengan turut serta dalam FinExpo BIK 2024, 360Kredi juga berperan aktif dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui inklusi keuangan yang lebih luas. 

Booth 360Kredi di FinExpo BIK Balikpapan 2024 

Selama acara FinExpo BIK 2024, 360Kredi hadir dengan booth khusus yang menyajikan berbagai pengenalan produk keuangan serta menawarkan merchandise menarik bagi pengunjung. Selain itu, 360Kredi juga menyelenggarakan kegiatan literasi keuangan berupa talkshow yang bertema "Mengelola Kesehatan Finansial untuk Kesejahteraan Mental Anak Muda." Talkshow ini menarik perhatian banyak pengunjung, terutama kalangan muda yang mendominasi populasi di Indonesia saat ini. 

Pentingnya Mengelola Kesehatan Finansial Bagi Anak Muda 

Habriyanto Rosyidi S, Public & Government Relation Manager 360Kredi, menjadi pembicara utama dalam talkshow tersebut. Ia menyoroti beberapa tantangan yang dihadapi anak muda saat ini terkait kesehatan finansial. Menurutnya, gaya hidup FOMO (fear of missing out), YOLO (you only live once), dan FOPO (fear of other people’s opinion) merupakan faktor yang sering kali memicu masalah keuangan di kalangan anak muda. 

"Gaya hidup seperti ini bisa berujung pada pengeluaran berlebihan tanpa perencanaan matang dan bahkan ketergantungan pada utang yang tidak produktif," jelas Habriyanto dikutip dari keterangan yang diterima TrenAsia, Jumat, 11 Oktober 2024. 

Baca Juga: Digenjot, Pajak Ekonomi Digital Hingga September 2024 Capai Rp28,91 Triliun

Ia juga mendorong anak muda untuk lebih bijak dalam meminjam dana serta tidak perlu merasa khawatir jika dianggap ketinggalan zaman oleh orang lain, yang biasa dikenal sebagai fenomena doom spending. 

Fenomena Doom Spending dan Dampaknya pada Generasi Muda 

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen (PEPK) OJK, Frederica Widyasari Dewi, juga membahas mengenai dampak fenomena doom spending. Menurutnya, perilaku ini dapat memicu kebiasaan berutang di kalangan anak muda, terutama dengan semakin mudahnya akses terhadap pinjaman melalui fintech seperti pinjaman online dan layanan paylater

"Teknologi yang semakin maju memang mempermudah anak muda dalam mengakses pinjaman, namun di sisi lain, hal ini juga meningkatkan risiko terjebak dalam utang yang tidak terkendali," ungkap Frederica pada 5 Oktober 2024. 

Peran Fintech dalam Memfasilitasi Akses Keuangan 

Kemajuan teknologi di sektor finansial, termasuk kehadiran fintech P2P lending, menjadi solusi bagi masyarakat yang membutuhkan dana cepat tetapi kesulitan dalam mengakses layanan keuangan tradisional. Tidak mengherankan, fintech P2P lending menjadi pilihan utama, terutama bagi pengguna muda yang berusia antara 20 hingga 34 tahun. 

Dalam hal ini, 360Kredi menegaskan bahwa penting bagi masyarakat untuk memilih platform pinjaman yang telah terdaftar, berizin, dan diawasi oleh OJK, demi keamanan dan kenyamanan transaksi. Dengan demikian, masyarakat dapat memanfaatkan layanan keuangan dengan bijak dan terhindar dari risiko yang merugikan.