Jokowi Rancang APBN 2025, Prabowo Yang Jalankan

JAKARTA - Tahun 2024 menjadi tahun penting bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), karena merupakan tahun terakhir masa jabatannya. 

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 akan dirancang oleh pemerintahan Jokowi, namun pelaksanaannya akan dijalankan oleh pemerintahan presiden terpilih, Prabowo Subianto, dan wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka.

Pemerintah Indonesia saat ini memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2025 akan berada dalam kisaran 5,1 persen hingga 5,5 persen. 

“Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas yang pada tahun 2025, diperkirakan berada pada kisaran 5,1 persen hingga 5,5 persen,”  terang Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, di Jakarta.

• Dipastikan Meninggal, Inilah Sepak Terjang Presiden Iran Ebrahim Raisi
• Starlink Diluncurkan di Bali, Berikut Jejak Elon Musk Merevolusi Internet Langit
• Rekomendasi Film Dokumenter Burning Sun: Investigasi Skandal Seks K-Pop oleh Dua Jurnalis Korea

Proyeksi ini didukung oleh sejumlah faktor kunci, termasuk terkendalinya inflasi, kelanjutan dan perluasan hilirisasi sumber daya alam (SDA), pengembangan industri kendaraan listrik, serta digitalisasi yang ditopang oleh perbaikan iklim investasi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Dengan fokus pada pengendalian inflasi, pemerintah Jokowi saat ini  berupaya menjaga stabilitas harga barang dan jasa, yang merupakan fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Inflasi diproyeksikan dapat dikendalikan dalam kisaran 1,5 persen hingga 3,5 persen, mencerminkan kebijakan moneter yang efektif serta stabilitas harga yang terjaga.

Selain itu, langkah-langkah untuk melanjutkan dan memperluas hilirisasi sumber daya alam (SDA) diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi serta menciptakan lapangan kerja baru.

Pengembangan industri kendaraan listrik menjadi salah satu prioritas dalam mempercepat transisi ke ekonomi berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan. \

Digitalisasi

Sementara itu, digitalisasi akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di era yang semakin terhubung ini, dengan peningkatan investasi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai faktor pendukung yang penting.

Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan berada di rentang Rp15.300,00 hingga Rp16.000,00. 

Namun, ketegangan geopolitik yang masih berlanjut memberikan tantangan tersendiri bagi perekonomian global, termasuk Indonesia. 

• Dipastikan Meninggal, Inilah Sepak Terjang Presiden Iran Ebrahim Raisi
• Starlink Diluncurkan di Bali, Berikut Jejak Elon Musk Merevolusi Internet Langit
• Rekomendasi Film Dokumenter Burning Sun: Investigasi Skandal Seks K-Pop oleh Dua Jurnalis Korea

Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, harga minyak mentah Indonesia diperkirakan akan berada di kisaran US$75 atau sekitar Rp1,19 juta hingga US$85 atau sekitar Rp1,35 juta (kurs Rp15.980) per barel. 

Adapun target lifting minyak bumi diharapkan mencapai 580 ribu hingga 601 ribu barel per hari, dan lifting gas diperkirakan sebesar 1.004 hingga 1.047 ribu barel setara minyak per hari.

Dengan proyeksi ekonomi yang optimis ini, Indonesia diharapkan mampu menghadapi berbagai tantangan global dan domestik, serta terus mendorong pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. 

Para pemangku kebijakan diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan melalui berbagai kebijakan yang proaktif dan inovatif.