<p>Lanskap bangunan pusat perbelanjaan Lippo Mall Puri, di kawasan Jakarta Barat, Minggu, 6 September 2020. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menjual kepemilikan atas Lippo Mall Puri yang saat ini dikelola oleh anak usahanya PT Mandiri Cipta Gemilang (MCG) kepada penjual yang juga merupakan pihak yang terafiliasi dengannya yakni PT Puri Bintang Terang (PBT). Nilai transaksi pengalihan diperkirakan sebesar total Rp 3,50 triliun, belum termasuk PPN, Rencana transaksi dilaksanakan merupakan bagian dari strategi asset-light yang dijalankan perseroan dan dilakukan untuk meningkatkan likuiditas perseroan dan hasil yang akan diterima oleh perseroan dari pelaksanaan rencana transaksi akan digunakan antara lain untuk membiayai kegiatan operasional perseroan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Kerugian Lippo Karawaci Makin Bengkak, Tembus Rp2,3 Triliun

  • Lippo Karawaci mencatat rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp2,34 triliun per kuartal III-2020. Kerugian induk lini usaha properti Grup Lippo ini makin bengkak 35,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,72 triliun.

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Induk perusahaan properti milik konglomerat Mochtar Riady, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) harus menelan pil pahit pada kuartal III-2020.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dirilis di PT Bursa Efek Indonesia, Senin, 2 November 2020, Lippo Karawaci mencatat rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp2,34 triliun per kuartal III-2020. Kerugian induk lini usaha properti Grup Lippo ini makin bengkak 35,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,72 triliun.

Bengkaknya rugi bersih emiten bersandi saham LPKR ini salah satu pendorongnya adalah beban keuangan yang makin besar. Per 30 September 2020, beban keuangan neto LPKR melonjak 55,6% menjadi Rp1,17 triliun.

Saat bersamaan, Lippo Karawaci juga membukukan rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama neto sebesar Rp227,82 miliar. Padahal periode yang sama tahun sebelumnya, pos ini masih laba Rp210,35 miliar.

Pendapatan Stagnan

Kendati demikian, pendapatan yang diraup Lippo Karawaci pada periode Januari-September 2020 stagnan Rp8,58 triliun. Pun demikian dengan beban pokok pendapatan yang cenderung flat di level Rp5,25 triliun.

Induk usaha PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) ini mencatatkan laba kotor Rp3,22 triliun, naik tipis dari sebelumnya Rp3,19 triliun. Rugi usaha tercatat menipis dari Rp902,4 miliar menjadi Rp622,8 miliar.

Akhirnya, rugi periode berjalan tetap membengkak dari Rp1,69 triliun menjadi Rp2,22 triliun. Rugi per saham dasar pada periode ini mencapai Rp33,16 dari sebelumnya Rp46,38.

Hingga 30 September 2020, total aset Lippo Karawaci mencapai Rp60,08 triliun dari sebelumnya Rp55,07 triliun. Sedangkan, liabilitas Rp28,8 triliun dan ekuitas Rp31,23 triliun.

Saham Lippo Karawaci digenggam oleh PT inti Anugerah Pratama (27,56%), Sierra Corporation (16,90%), PT Primantara Utama Sejahtera (10,45%), John Riady (0,0%), dan publik (45,09%).

Pada perdagangan Selasa, 27 Oktober 2020, saham LPKR ditutup turun 1,46% sebesar 2 poin ke level Rp135 per lembar. Kapitalisasi pasar saham LPKR mencapai Rp9,57 triliun dengan imbal hasil negatif 41,81% dalam setahun terakhir.

Mochtar Riady adalah konglomerat terkaya ke-12 di Indonesia versi majalah Forbes 2019. Kekayaannya ditaksir mencapai US$2,1 miliar setara Rp33,6 triliun dari properti, ritail, kesehatan, media, dan pendidikan. (SKO)