<p>Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika dan Rupiah di salah satu teller bank, di Jakarta, Rabu, 3 Maret 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Neraca Dagang Surplus dan Utang Berkurang, Kenapa Rupiah Masih Melemah?

  • Menurut data perdagangan Bloomberg, Selasa, 15 November 2022, nilai kurs rupiah ditutup melemah 18 poin di posisi Rp15.537 perdolar Amerika Serikat (AS).

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Nilai kurs rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini walaupun neraca dagang mencatat surplus dan utang luar negeri Indonesia telah berkurang.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Selasa, 15 November 2022, nilai kurs rupiah ditutup melemah 18 poin di posisi Rp15.537 perdolar Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan sebelumnya, Senin, 14 November 2022, nilai kurs rupiah ditutup melemah di level Rp15.519 perdolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, nilai kurs rupiah masih melaju melemah karena indeks dolar AS mengalami lonjakan setelah merosot pada pekan lalu karena didorong data yang menunjukkan perlambatan kenaikan inflasi.

Ditambah lagi, Gubernur Bank The Federal Reserve (The Fed) Christopher Waller menegaskan bahwa pihaknya tidak akan melunakkan upaya dalam meredam inflasi sebelum mencapai target di kisaran 2%.

Sementara itu, Wakil Gubernur The Fed Lael Brainard memberikan indikasi bahwa The Fed membuka peluang untuk melambatkan kenaikan suku bunganya.

"Greenback (istilah untuk dolar AS) tampaknya mendapat keuntungan pada hari Senin sebelumnya dari pembacaan investor yang hawkish atas komentar akhir pekan dari Gubernur Fed Christopher Waller," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Selasa, 15 November 2022.

Di dalam negeri, pelaku pasar merespon positif atas surplusnya neraca dagang Indonesia per Oktober 2022 sebesar US$5,67 miliar (Rp88,06 triliun dalam asumsi kurs Rp15.532 perdolar AS).

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan surplus pada bulan September 2022 yang tercatat di posisi US$4,99 miliar (Rp77,5 triliun).

Kemudian, utang luar negeri (ULN) Indonesia secara keseluruhan tercatat di angka US$394,6 miliar (Rp6,11 kuadriliun), menurun 2,2% dibandingkan kuartal sebelumnya di posisi US$403,6 miliar (Rp6,25 kuadriliun).

Menurut Ibrahim, untuk perdagangan Rabu, 16 November 2022, nilai kurs rupiah berpotensi untuk bergerak di kisaran Rp15.520 - Rp15.570 perdolar AS.