Ilustrasi kredit perbankan.
Perbankan

Pertumbuhan Kredit Korporasi Perkasa di Tengah Ketidakpastian, OJK Jelaskan Penyebabnya

  • Kondisi ini turut dipengaruhi oleh normalisasi harga komoditas dan pemulihan kegiatan ekonomi masyarakat.
Perbankan
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Pertumbuhan kredit korporasi menunjukkan tren yang positif dengan peningkatan yang signifikan. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, memberikan penjelasan mengenai fenomena ini dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 

Menurut Dian Ediana Rae, tingginya permintaan kredit oleh korporasi swasta menjadi faktor utama di balik pertumbuhan kredit produktif non-UMKM. Data menunjukkan bahwa pada April 2024, kredit produktif non-UMKM tumbuh sebesar 18,45% year on year (yoy). Menurut Dian, kondisi ini turut dipengaruhi oleh normalisasi harga komoditas dan pemulihan kegiatan ekonomi masyarakat. 

Sementara itu, kredit ke UMKM hanya tumbuh 8,1% secara tahunan. Secara tahunan, total keseluruhan kredit melanjutkan catatan pertumbuhan double digit yaitu sebesar 13,09% yoy ke Rp7.310,7 triliun. 

Penurunan Dana Internal Perusahaan 

Salah satu faktor yang mendorong perusahaan korporasi untuk mencari pendanaan eksternal adalah penurunan dana internal. Setelah harga komoditas kembali normal dan aktivitas ekonomi pulih, banyak perusahaan mengalami penurunan likuiditas. 

Hal ini membuat mereka mencari sumber pendanaan baru untuk mendukung operasional dan ekspansi bisnis mereka. 

Baca Juga: Bank Kian Aktif Salurkan Kredit di Fintech Lending, Outstanding Melejit 47,9 Persen

Kebijakan Moneter Global yang Ketat 

Selain faktor internal perusahaan, OJK juga memandang bahwa kebijakan moneter global yang ketat juga memainkan peran penting. 

Ketidakpastian terkait penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan kebijakan suku bunga yang tinggi dalam jangka waktu lama (higher for longer) serta penguatan nilai tukar dolar AS membuat yield obligasi korporasi dan biaya refinancing perusahaan meningkat. Hal ini menyebabkan perusahaan korporasi mencari alternatif pendanaan yang lebih stabil dan terjangkau. 

Stabilitas Suku Bunga Kredit Perbankan Domestik 

Di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian, suku bunga kredit perbankan domestik cenderung stabil. Hal ini menjadikan perbankan domestik sebagai pilihan yang lebih menarik bagi korporasi swasta untuk mendapatkan pendanaan. 

Bank-bank di Indonesia mampu menawarkan suku bunga yang lebih kompetitif dibandingkan dengan sumber pendanaan lainnya, seperti obligasi korporasi yang yield-nya tinggi. 

"Dengan suku bunga kredit perbankan domestik yang cenderung stabil, korporasi lebih memilih pendanaan dari perbankan domestik sehingga permintaan kredit perbankan oleh korporasi swasta meningkat," ujar Dian melalui jawaban tertulis, dikutip Rabu, 19 Juni 2024.