Ilustrasi Fintech Peer to Peer (P2P) Lending alias kredit online atau pinjaman online (pinjol) yang resmi dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bukan ilegal. Ilustrator: Deva Satria/TrenAsia
Fintech

Pertumbuhan Outstanding Fintech Lending Kalahkan Perbankan, Kredit Macet Terus Menyusut

  • Pertumbuhan outstanding kredit industri fintech P2P lending per-April 2024 melonjak 24,16% secara year-on-year (yoy) ke angka Rp62,74 triliun.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Outstanding pembiayaan industri fintech peer-to-peer (P2P) lending tumbuh semakin kencang sementara kredit macet atau tingkat wanprestasi dalam 90 hari (TWP90) terus menyusut. 

Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan informasi mengenai perkembangan industri fintech P2P lending per-April 2024. 

Dikatakan oleh Agusman, pertumbuhan outstanding kredit industri fintech P2P lending per-April 2024 melonjak 24,16% secara year-on-year (yoy) ke angka Rp62,74 triliun. 

Pada bulan sebelumnya, pertumbuhan outstanding kredit fintech P2P lending mencapai 21,85%. Dengan kata lain, pertumbuhan outstanding mengalami peningkatan secara bulanan, tepatnya sebesar 231 basis poin. 

“Pertumbuhan outstanding pembiayaannya (fintech P2P lending) di April 2024, terus melanjutkan peningkatan menjadi 24,16% yoy, di maret yang lalu 21,85% yoy dengan nominal sebesar Rp62,74 triliun,” papar Agusman dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK yang ditayangkan secara virtual, Senin, 10 Juni 2024. 

Kalahkan Industri Perbankan, Multifinance, dan Modal Ventura

Kinerja intermediasi perbankan pada April 2024 masih kalah dibandingkan dengan industri fintech P2P lending. Industri perbankan mencatat outstanding kredit sebesar Rp7,31 kuadriliun dengan peningkatan 13,09% yoy. 

Artinya, pertumbuhan outstanding industri fintech P2P lending bahkan hampir dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan perbankan. Kemudian, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, tingkat pertumbuhan penyaluran kredit perbankan lebih kecil dibandingkan dengan industri fintech P2P lending, yakni hanya sebesar 69 basis poin dari bulan Maret yang mencatat pertumbuhan 12,4%. 

Baca Juga: 50 Persen Aduan Fintech P2P Lending Terkait Perilaku Debt Collector

Sementara itu, perusahaan pembiayaan atau multifinance mencatat pertumbuhan outstanding 10,82% yoy menjadi Rp486,35 triliun. Tren pertumbuhan outstanding multifinance pun tercatat lebih lemah dibanding industri fintech P2P lending

Pasalnya, pada bulan Maret 2024, pertumbuhan outstanding di industri ini justru lebih tinggi, yakni sebesar 12,17% yoy. Dengan kata lain, tingkat pertumbuhan outstanding pembiayaan multifinance pada April 2024 menciut sebesar 135 basis poin. 

Tingkat pertumbuhan pembiayaan modal ventura bahkan kalah lebih jauh lagi, yang mana pada April 2024, industri ini mencatat pembiayaan sebesar Rp16,32 triliun dengan kontraksi sebesar 12,61% yoy. Jatuh lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat kontraksi sebesar 10,18% yoy. 

Kredit Macet Menyusut

Tidak hanya dari segi penyaluran kredit, dari segi pembiayaan macet pun industri fintech P2P lending pun berhasil mengalahkan industri perbankan dan multifinance

Agusman melaporkan, pada April 2024, nonperforming loan (NPL) gross perbankan mencapai 2,33% dan NPL net sebesar 0,81%. Angka tersebut lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya, yang mana NPL gross dan net pada bulan Maret 2024 masing-masing sebesar 2,25% dan 0,77%.

Kemudian, perusahaan multifinance juga mencatat kenaikan pembiayaan macet pada April 2024, yang mana industri ini mencatat nonperforming financing (NPF) gross 2,82% dan NPF net 0,89%, naik masing-masing sebesar 37 basis poin dan 19 basis poin dari bulan sebelumnya. 

Sementara itu, industri fintech P2P lending justru mencatat penurunan pada tingkat kredit macetnya. Pada bulan Maret 2024, TWP90 fintech P2P lending tercatat sebesar 2,94%. Angka tersebut menurun 15 basis poin menjadi 2,79% pada April 2024.