Pertamina Hulu Energi (PHE) Temukan Tiga Cadangan Migas Baru
Bursa Saham

Prediksi Saham PGAS, ELSA, dan MEDC di 2025: Potensi Dividen Tinggi dan Valuasi Murah

  • Dengan rasio pembayaran dividen sebesar 40% pada 2023, emiten bersandikan ELSA berpotensi membagikan dividen sebesar Rp40,5 per saham, meningkat 47% yoy, dengan dividend yield sekitar 9%.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Emiten sektor minyak dan gas (migas), diprediksi akan menunjukkan pergerakan saham yang sejalan dengan fundamental masing-masing perusahaan. Kinerja mereka juga diharapkan mengikuti tren positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun ini.

Menurut laporan RHB Sekuritas, PT Elnusa Tbk (ELSA) mencatat peningkatan laba sebesar 36% year-on-year (yoy) selama periode Januari hingga September 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh lonjakan signifikan di segmen hulu yang mencapai 146% yoy.

"Jika tren ini terus berlanjut, laba bersih ELSA pada akhir 2024 dapat mencapai Rp735 miliar atau sekitar 94% dari estimasi kami," ungkap RHB Sekuritas dalam analisisnya dikutip pada Rabu, 8 Januari 2025.

Dengan rasio pembayaran dividen sebesar 40% pada 2023, emiten bersandikan ELSA berpotensi membagikan dividen sebesar Rp40,5 per saham, meningkat 47% yoy, dengan dividend yield sekitar 9%.

RHB Sekuritas juga menyebut bahwa ELSA dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) memiliki valuasi yang murah dengan estimasi price-to-earnings ratio (P/E) 2025 masing-masing sebesar 4,1 kali dan 4,4 kali, lebih rendah dibandingkan rata-rata sektor yang berada di kisaran 6,7-8,4 kali.

Di segmen midstream, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menunjukkan kinerja yang solid dengan berhasil menekan beban bunga dan mencatat margin distribusi di atas target, yaitu US$1,8-2 per mmbtu dibandingkan target US$1,6-1,8 per mmbtu.

“Proyeksi earning per share (EPS) PGAS diperkirakan mencapai Rp219, dengan potensi dividen Rp131 per saham, yang memberikan dividend yield sebesar 8%,” tambah perusahaan efek tersebut.

Sementara itu, di segmen hilir, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menghadapi tantangan akibat penundaan izin tambang dan penurunan penjualan lahan, yang menyebabkan harga sahamnya turun 24% yoy pada 2024. Hingga akhir tahun, penjualan lahan AKRA diperkirakan hanya mencapai 32-40 hektare.

Namun, dengan target investasi langsung sebesar US$120 miliar, meningkat 15% yoy, prospek segmen kawasan industri AKRA diharapkan membaik pada 2025. Saham AKRA saat ini diperdagangkan dengan estimasi P/E 2025 sebesar 8 kali, sekitar 20% di bawah rata-rata industrinya.

Dalam analisis sektoral, RHB Sekuritas merevisi peringkat sektor migas dari overweight menjadi netral, dengan salah satu faktor utama adalah revisi proyeksi harga minyak 2025 menjadi US$75 per barel.

Berdasarkan pertimbangan itu, RHB memilih saham ELSA, dengan rekomendasi buy dan target harga Rp560. Selain itu, rekomendasi buy juga diberikan untuk saham MEDC dan AKRA, dengan target harga masing-masing Rp1.900 dan Rp1.680. Sementara itu, saham PGAS mendapat rekomendasi netral.