Sektor Kuliner Pacu Pertumbuhan Ekonomi
Jakarta, Industri kuliner di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Hal ini terbukti dengan makin banyaknya pelaku ekonomi kreatif di Indonesia. Mengutip dari laman Universitas Gajah Mada (UGM) (23/12) Direktur Riset dan Pengembangan Bekraf, Dr. Ir. Wawan Rusiawan, M.M., mengatakan industri kuliner berkontribusi besar terhadap PDB ekonomi kreatif. 41 persen dari total pendapatan sektor […]
Industri
Jakarta, Industri kuliner di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Hal ini terbukti dengan makin banyaknya pelaku ekonomi kreatif di Indonesia.
Mengutip dari laman Universitas Gajah Mada (UGM) (23/12) Direktur Riset dan Pengembangan Bekraf, Dr. Ir. Wawan Rusiawan, M.M., mengatakan industri kuliner berkontribusi besar terhadap PDB ekonomi kreatif. 41 persen dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tahun 2017 disumbangkan oleh sub sektor kuliner.
“Kuliner telah menjadi kontributor terbesar atau utama terhadap PDB ekonomi kreatif Indonesia yaitu sebesar 41 persen atau sebesar Rp410 triliun,” paparnya.
Ia menambahkan jika pertumbuhan industri kuliner di Indonesia cukup stabil dalam beberapa tahun terakhir. Tercatat, sektor kuliner telah menyerap tenaga kerja sebanyak 8,8 juta orang dan 5,5 juta pelaku industri kuliner di seluruh pelosok Indonesia.
Sumbangan Besar
Pada 2019 Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sektor makanan dan minuman memiliki nilai investasi pada 2018 senilai Rp56,20 triliun. Pada tahun yang sama, sektor ini berhasil menyumbang produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 6,34%. Sedangkan pada proyeksi pertumbuhan nonmigas 2019, sektor industri makanan dan minuman diproyeksikan akan tumbuh tinggi sebesar 9,86%.
“Tenaga kerja yang diserap mencapai 42,5% dari total jumlah pekerja di semua sektor (Industri Kecil dan Menengah (IKM),” tutur Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaning, seperti dilansir dari Okezone (23/12).
Besarnya jangkauan industri kuliner membuatnya sebagai salah satu penopang industri lain seperti pariwisata. Gati juga menyarankan adanya sinergitas antarkementerian terkait. Menurutnya, Indonesia kaya dengan rempah-rempah dan bumbu yang dapat menjadi senjata inovasi di bidang kuliner.
“Memang harus dimulai kerja samanya dari sekarang seperti menanam jahe sehingga hasilnya bisa dirasakan lima tahun mendatang. Dengan hasil bertanam sendiri, pelaku IKM tidak akan mengeluh dengan ketersediaan dan harga komoditas bumbu untuk usaha kuliner mereka.”
Bicara tentang bisnis kuliner, erat kaitannya dengan tanggung jawab Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan Bekraf, Abdur Rohim Boy Berawi mengungkapkan subsektor kuliner telah berkontribusi sebesar 41,40% dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Ia mengutip data BPS 2016, bahwasannya peningkatan nilai di sektor industri kreatif mencapai Rp382 triliun.
“Kontribusi ini didapat dari 5,5 juta unit usaha kuliner atau sebesar 67,7% dari total unit usaha ekonomi kreatif,” pungkasnya.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) 2019-2024, Irwan Iden turut mendukung kolaborasi yang lebih massif antara industri kuliner dengan sektor lain.
“Untuk itu, APJI perlu bersinergi dengan banyak pihak terkait seperti di sektor pertanian, perdagangan, perindustrian, pariwisata, dan sebagainya,” katanya disitat dari Sindonews (23/12).