<p>Nampak pejalan kaki melintas di kawasan SCBD saat hari pertama pemberlakuan PPKM Darurat mulai tanggal 3 &#8211; 20 Juli 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Industri

Semester I-2021, CBD di Jakarta Alami Penurunan Harga Sewa 3,7 Persen

  • Harga sewa central business district (CBD) di Jakarta sepanjang semester I-2021 mengalami penurunan 3,7% year-to-date (ytd) dibandingkan dengan akhir 2020.
Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Harga sewa central business district (CBD) di Jakarta sepanjang semester I-2021 mengalami penurunan 3,7% year-to-date (ytd) dibandingkan dengan akhir 2020.

Berdasarkan publikasi Savills Research & Consultancy yang dikutip Jumat, 27 Agustus 2021, gedung grade A dan premium grade mengalami koreksi 5%. Alhasil, rata-rata harga sewa saat ini sebesar Rp191.600 m2 per bulan.

Adapun rata-rata harga sewa kelas premium saat ini per bulan sebesar Rp307.300 per m2, sedangkan kelas A sebesar Rp211.800 per m2.

Dengan harga tersebut, pasar CBD di Jakarta pun diprediksi selama tiga tahun ke depan bakal menerima lebih dari 800.000 m2. 

Pada periode ini, hunian bisnis tersebut juga menunjukkan peningkatan permintaan meskipun masih terbatas. Adanya penyelesaian proyek baru turut mendukung permintaan ini. Dua proyek baru yang selesai dan dibuka untuk penyewa adalah RDTX Place dan Menara Trinity. 

“Keduanya berada di kawasan Kuningan dan menyediakan sekitar 164.000 meter persegi tambahan pasokan ke pasar,” mengutip hasil riset tersebut. Alhasil, total stok perkantoran CBD di Ibu Kota meningkat menjadi kurang lebih 6,84 juta m2.

Adapun dari total persediaan di CBD, grade A mendominasi dengan jumlah 40%, diikuti oleh grade B sebesar 27%, dan pasokan kelas premium sebesar 24%. Sementara itu, pasokan grade C menyumbang kurang lebih 9% dari total stok.

Di sisi permintaan, e-commerce dan perusahaan teknologi disebut sebagai pendorong dari permintaan di CBD. “Sektor ini mengambil kesempatan untuk mengamankan sewa besar di gedung-gedung terkemuka,” tulisnya.

Selanjutnya, penyewa utama juga berasal dari sektor perbankan, minyak dan gas, barang konsumsi, serta trading. Mereka dinilai aktif mencari peluang dengan memanfaatkan fasilitas yang lebih baik untuk kebutuhan ekspansi dan relokasi perusahaan.

Secara keseluruhan, penerimaan bersih di paruh pertama tahun ini mencapai 48.114 m2. Bangunan grade A diserap sebagian besar, yakni 80%, sedangkan bangunan Kelas Premium dan Kelas B masing-masing sebesar 10%.

“Dengan lebih banyak pasokan tambahan ini, lowongan kerja pun diprediksi naik menjadi sekitar 25,4 persen pada akhir semester pertama tahun ini,” ungkapnya.