<p>Kota Kasablanka adalah salah satu properti milik PT Pakuwon Jati Tbk. / Pakuwonjati.com</p>
Industri

Tragis! Kinerja 6 Emiten Properti dan Konstruksi Kakap LQ45 Terjun Bebas

  • Terdapat enam emiten properti dan konstruksi yang sahamnya masuk dalam anggota Indeks LQ45. Dari enam perusahaan, sebanyak empat emiten melaporkan kinerjanya ambrol selama semeseter I-2020.

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA – Terdapat enam emiten properti dan konstruksi yang sahamnya masuk dalam anggota Indeks LQ45. Dari enam perusahaan, sebanyak empat emiten melaporkan kinerjanya ambrol selama semeseter I-2020.

Berdasarkan data yang dirangkum TrenAsia.com dari laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) mengalami kinerja paling anjlok di periode tersebut.

Pada enam bulan pertama tahun ini, emiten bersandi saham BSDE itu membukukan kerugian hingga Rp89,3 miliar. Padahal di periode yang sama tahun 2019, perusahaan properti milik Grup Sinarmas ini mengantongi laba bersih mencapai Rp2,09 triliun.

Di posisi kedua diduduki oleh salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya yakni PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP). Emiten konstruksi plat merah ini mencatat laba bersih sebesar Rp15,94 miliar di semeseter I-2020.

Jumlah itu terjungkal 95,36% jika dibandingkan dengan perolehan di semeseter pertama tahun lalu yaitu sebesar Rp343,72 miliar. Hal ini dikarenakan pendapatan PTPP yang merosot 36,6% (year-on-year/yoy) dari Rp10,63 triliun menjadi Rp6,74 triliun.

1 Emiten Belum Rilis Kinerja

Di susul oleh PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) yang menjadi urutan ketiga setelah PTPP. Emiten ini membukukan laba bersih sebesar Rp10,2 miliar terjungkal hingga 93,15% dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp149,01 miliar.

Perusahaan properti itu mengantongi pendapatan sebesar Rp2,18 triliun di semester I-2020 turun 18,35% dibandingkan periode tahun lalu sebesar Rp2,67 triliun. Beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp1,24 triliun, alhasil menyurutkan laba kotor perseroan sebesar Rp939,18 miliar turun 27,06% yoy.

Perusahaan selanjutnya yaitu PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON). Emiten yang bergerak dalam bidang real estate ini mencatat laba bersih sebesar Rp482,55 miliar turun drastis hingga 64,65% dari perolehan tahun lalu yang sebesar Rp1,36 triliun.

Anjloknya kinerja PWON disebabkan pendapatan perusahaan merosot 43,66% secara tahunan. Di periode Januari hingga Juni 2020 perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp1,97 triliun. Sedangkan tahun lalu perseroan meraup pendapatan hingga Rp3,5 triliun.

Hal serupa pun terjadi pada perusahaan properti PT Ciputra Development Tbk. (CTRA). Pada enam bulan pertama 2020 laba bersih induk usaha Ciputra Grup ini merosot 42,82% dari yang semula sebesar Rp296,44 miliar menjadi Rp169,51 miliar.

Adapun, pendapatan CTRA pada periode tersebut sebesar Rp2,8 triliun turun 10,84% dibandingkan semeseter I-2019 yang mencapai Rp3,14 triliun.

Sementara itu, emiten konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) belum melaporkan kinerjanya untuk semester I-2020. Pada keterbukaan informasi tertanggal 27 Juli 2020, BUMN Karya itu menyatakan akan memplubikasikan laporan keuangan yang berakhir 30 Juni 2020, paling lambat pada 30 September mendatang.

Jika mengutip dari laporan keuangan pada kuartal I-2020, laba bersih perseroan tumbang 65,29%. Dari yang semula sebesar Rp285,89 miliar menjadi Rp99,21 miliar pada semester pertama tahun 2020. (SKO)